Fahri Pesimistis Pelukan Prabowo dan Jokowi Akhiri Keributan

Kamis, 30 Agustus 2018 – 19:45 WIB
Fahri Hamzah (dua kanan) saat bertemu Presiden Jokowi. Foto: Biro Pers Kepresidenan

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah turut mengomentari momen Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto berpelukan saat merayakan atlet Indonesia meraih medali emas Asian Games 2018 untuk cabang pencak silat, Rabu (29/8). Mantan wakil sekretaris jenderal (wasekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menilai pelukan tersebut sebagai pertanda adanya kerinduan untuk mengakhiri keributan.

“Ada semacam kerinduan ya melihat keributan ini diakhiri,” ujar Fahri kepada wartawan di gedung DPR, Jakarta, Kamis (30/8).

BACA JUGA: Glenn Fredly: Simbol Keinginan Generasi Muda

Fahri mengatakan, demokrasi memang akan membawa keributan terus-menerus. Sebab, dalam demokrasi ada kompetisi.

Dia menembahkan, demokrasi juga mengenal trias politika yang membagi kekuasaan ke eksekutif, yudukatif dan legislatif. Melalui pola itu pura ada kontrol atas kekuasaan.

BACA JUGA: Sudah 2 Eks Menteri Jokowi Gabung Tim Sukses Prabowo - Sandi

“Yudikatif yang independen, eksekutif yang melakukan pembangunan, dan legislatif yang mengawasi. Check and balances system itu artinya saling mengecek, artinya saling meributkan,” katanya.

Politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu menuturkan, tidak mungkin DPR diam saja. Sebab, ujarnya, jika DPR diam justru jadi masalah.

BACA JUGA: Terima Kasih Hanifan, Engkau Bukan Sekadar Juara

“Tapi ada kerinduan orang sehingga ketika melihat Pak Prabowo dan Pak Jokowi berpelukan ada yang mengatakan, 'bisa enggak damai seperti ini terus?' Itu mustahil,” ungkap Fahri.

Hanya saja, kata Fahri, harus ada kesadaran seperti yang dinyatakan Prabowo bahwa semua harus bersatu demi kepentingan nasional. “Itu aksioma, kita tidak boleh bantah,” tegasnya.

Fahri lantas menyodorkan tamsil ketika dua pesilat yang bertanding dan disaksikan penonton. Dua pesilat yang bertanding tahu batas.

Sedangkan penontonnya justru lebih dari sekadar melihat. Penonton yang bersemangat justru ribut melebihi pesilat yang bertanding.

“Itu berbahaya bagi demokrasi kita. Tetap dalam koridor,” ujar Fahri.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Semoga Pelukan Jokowi dan Prabowo Merasuk ke Politik


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler