Farhan Anak Tiri Abu Umar

Minggu, 02 September 2012 – 13:47 WIB
SIAPA  sebenarnya para belia yang diduga teroris itu? Sebuah sumber yang juga ikhwan jihadi mengatakan, Farhan adalah anak tiri Abu Umar alias Abdullah Umar alias Zulfikar alias Muhammad Ikhwan. Nama itu cukup tenar di kalangan ikhwan jihadi. Abu Umar sendiri ditangkap polisi pada 4 Juli 2011 di Bogor, Jawa Barat.

Menurut salah seorang mantan kombatan yang tak mau disebut namanya, Abu Umar cukup terkenal karena pernah menjadi otak penyerangan terhadap Matori Abdul Djalil pada 5 Maret 2000. Dua orang membacok kepala Matori yang ketika itu menjadi ketua umum DPP PKB sekaligus salah satu orang kepercayaan Presiden Abdurrahman Wahid.

Waktu itu Matori dianggap kafir oleh kalangan ikhwan jihadi. "Padahal, kami masih belum berpikiran untuk menyerang dengan membuat bom-bom," katanya. "Dua eksekutor tersebut kemudian pergi bersama saya ke Poso," imbuh dia, kemudian tertawa.

Namun, bukan kasus itu yang membuat Abu Umar harus mendekam di balik terali besi. Melainkan, kasus penyelundupan senjata dan i'dad (persiapan melakukan peperangan). Bersama dia, ada sekitar 20 anggota jaringan yang juga dibekuk polisi dengan barang bukti sejumlah senjata. Abu Umar juga terbukti menerima senjata dari Arham (yang tertembak mati saat penyerangan kamp pelatihan teroris Dulmatin di Aceh pada Maret 2010).

Nah, Abu Umar merupakan bapak asuh Farhan. Masih menurut sumber di kalangan ikhwan jihadi, Farhan dua tahun berada di Mindanao, Filipina Selatan, dan kembali setahun lalu. Di Filipina Selatan itu, Farhan bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf.

Abu Sayyaf memang termasuk kelompok terkecil di antara sekian kelompok bersenjata di Mindanao. Banyak anggotanya yang tersebar di kawasan Basilan dan Zamboanga, Filipina Selatan. Yang terbesar adalah Moro Islamic Liberation Front (MILF), yang juga pernah menjadi "pelindung" dan fasilitator kamp pelatihan Abu Bakar. Kamp itu merupakan salah satu kamp pelatihan terbesar kelompok militan Islam di dunia setelah kamp serupa di Afghanistan dihancurkan pada 1991.

Kendati termasuk kelompok kecil, kiprah Abu Sayyaf sangat keras. Bila MILF lebih berjuang untuk kemerdekaan (nasionalisme), Abu Sayyaf berkiblat langsung ke Al Qaeda, yang berwawasan jihad global.

Untuk mencapai tujuannya, Abu Sayyaf menghalalkan segala cara. Salah satunya, menculik serombongan turis Eropa pada 2002. "Inilah yang menjadi dasar lingkungan pembentuk Farhan," tutur ikhwan yang selama enam tahun lebih malang melintang di Filipina Selatan tersebut.

Bagaimana Mukhsin? Kalangan ikhwan jihadi tak begitu mengenal dia. "Saya juga belum melihatnya di tanzhim mana pun di Indonesia," terangnya.

Salah seorang tokoh Jamaah Islamiyah, Ali Fauzi, membenarkan bahwa sangat mungkin Farhan adalah anak tiri Abu Umar. "Yang saya dengar juga begitu," terangnya.

Hanya, lulusan S-2 Universitas Muhammadiyah Surabaya dengan tesis tentang deradikalisasi Indonesia dan Malaysia tersebut meragukan dugaan keterkaitan para pelaku itu dengan tiga serangan sebelumnya. Adik Amrozi tersebut yakin bahwa dua serangan pertama tidak dilakukan para ikhwan jihadi.

"Lihat saja serangan pertama di pospam. Semua dari sembilan peluru ditujukan ke bawah. Demikian juga halnya dengan granat yang dirancang tidak terlalu mematikan," paparnya.

Menurut dia, serangan tersebut sangat bermuatan politis. "Entah pelakunya dari kalangan mana, yang jelas muatannya politis. Buat apa menyerang kalau untuk tidak mematikan," tegas dia.

Pola menghindari korban jiwa tidak dikenal di kalangan ikhwan jihadi. Bila menyerang, ya menyerang yang maksimal.  Sedangkan untuk serangan di Matahari Department Store, menurut Ali, bisa jadi itu dilakukan kelompok militan. "Karena dirancang begitu mematikan," ucapnya.

Yang jelas, terkait dengan kasus serbuan polisi di Solo Jumat lalu itu, Farhan dan Mukhsin memang berasal dari kalangan ikhwan jihadi. (ano/tri/zen/un/jpnn/c11/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Anggap Tabu Konstitusi Baru

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler