JAKARTA -- Penyelidik KPK, Amir Arif, mengaku ditugaskan memantau gerak-gerik Direktur Utama PT Indoguna Utama, Maria Elisabeth Liman dan Komisaris PT Radina Niaga Mulia Elda Devianne Adiningrat.
Ia menceritakan, pada 10 Januari 2013, ia mengikuti Maria dan Elda serta tersangka suap impor sapi di Kementan, Ahmad Fathanah, yang berencana melakukan penerbangan ke Medan, Sumatera Utara, untuk bertemu Menteri Pertanian.
Dia mengaku di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, melihat Fathanah dan Elda di ruang tunggu terminal 2 F. Di tempat yang sama juga terlihat beberapa petinggi PKS, seperti Luthfi Hasan Ishaaq, Hidayat Nur Wahid dan Tifatul Sembiring.
"Mereka kemudian naik pesawat Garuda Indonesia di kelas bisnis. Mereka saling bertegur sapa, senyum, seperti sudah kenal lama," kata Fathanah.
Setiba di Bandara Polonia, Medan, mereka semua singgah dulu di ruang tunggu eksekutif dan kemudian menuju Hotel Arya Duta Medan, pada malam hari. Kemudian pagi harinya, sekitar pukul 06.00 Wib Mentan Suswono bersama Suwarso, datang ke Hotel Aryaduta dan menuju kamar Luthfi. "Tak lama Maria menyusul, sementara Fathanah sudah ada di sana," terangnya.
Ia mengatakan, pertemuan itu berlangsung sekitar satu jam. Kemudian, Luthfi mengantar Suswono, Suwarso, dan Maria sampai depan pintu lift. Setelah itu Luthfi balik lagi ke kamar. "Pukul 10 pagi, Maria, Elda, dan Fathanah kembali ke Jakarta. Setelah itu saya tak memantau lagi," kata Amir.
Ahmad Fathanah dalam kesaksiannya, mengakui bahwa rombongan Safari Dakwah PKS satu pesawat dengan Maria Liman terbang ke Medan. Ia menjelaskan, di pesawat itu ada Luthfi, Elda dan Maria.
Kendati demikian, Fathanah memang tidak menyebut langsung adanya Hidayat Nur Wahid dan Tifatul Sembiring di dalam pesawat. Namun, menurut dia, ada rombongan safari dakwah PKS di pesawat ke Medan itu. "Ada ustaz (Luthfi) dan rombongan Safari Dakwah lainnya," katanya. (boy/jpnn)
Ia menceritakan, pada 10 Januari 2013, ia mengikuti Maria dan Elda serta tersangka suap impor sapi di Kementan, Ahmad Fathanah, yang berencana melakukan penerbangan ke Medan, Sumatera Utara, untuk bertemu Menteri Pertanian.
Dia mengaku di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, melihat Fathanah dan Elda di ruang tunggu terminal 2 F. Di tempat yang sama juga terlihat beberapa petinggi PKS, seperti Luthfi Hasan Ishaaq, Hidayat Nur Wahid dan Tifatul Sembiring.
"Mereka kemudian naik pesawat Garuda Indonesia di kelas bisnis. Mereka saling bertegur sapa, senyum, seperti sudah kenal lama," kata Fathanah.
Setiba di Bandara Polonia, Medan, mereka semua singgah dulu di ruang tunggu eksekutif dan kemudian menuju Hotel Arya Duta Medan, pada malam hari. Kemudian pagi harinya, sekitar pukul 06.00 Wib Mentan Suswono bersama Suwarso, datang ke Hotel Aryaduta dan menuju kamar Luthfi. "Tak lama Maria menyusul, sementara Fathanah sudah ada di sana," terangnya.
Ia mengatakan, pertemuan itu berlangsung sekitar satu jam. Kemudian, Luthfi mengantar Suswono, Suwarso, dan Maria sampai depan pintu lift. Setelah itu Luthfi balik lagi ke kamar. "Pukul 10 pagi, Maria, Elda, dan Fathanah kembali ke Jakarta. Setelah itu saya tak memantau lagi," kata Amir.
Ahmad Fathanah dalam kesaksiannya, mengakui bahwa rombongan Safari Dakwah PKS satu pesawat dengan Maria Liman terbang ke Medan. Ia menjelaskan, di pesawat itu ada Luthfi, Elda dan Maria.
Kendati demikian, Fathanah memang tidak menyebut langsung adanya Hidayat Nur Wahid dan Tifatul Sembiring di dalam pesawat. Namun, menurut dia, ada rombongan safari dakwah PKS di pesawat ke Medan itu. "Ada ustaz (Luthfi) dan rombongan Safari Dakwah lainnya," katanya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Penyelidik KPK Saat Tangkap Fathanah
Redaktur : Tim Redaksi