FDR Belum Ditemukan, Penelitian Dipastikan Tak Sempurna

Rabu, 16 Mei 2012 – 18:07 WIB

JAKARTA – Belum semua bagian dari kotak hitam atau Black Box pesawat Sukhoi Super Jet (SSJ) 100 yang kecelakaan di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, berhasil ditemukan. Anggota Komisi I DPR, Roy Suryo, mengatakan,  yang sudah ditemukan ada bagian  Cockpit Voice Recorder (CVR), sedangkan Flight Data Recorder (FDR) belum ditemukan.

“Ya, Alhamdulillah Black Box Sukhoi SJ-100 sudah ditemukan meski baru bagian CVR-Cockpit Voice Recoder, sementara bagian FDR-Flight Data Recoder-nya belum. Tadi pagi selaku Anggota Komisi I DPR saya menjadi saksi penyerahan dari Kopassus ke Danrem, seterusnya ke Kepala Basarnas dan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi),” kata Roy Suryo, menjawab JPNN, Rabu (16/5).

“Bahkan Black Box yang sudah hangus, tapi semoga masih bisa dianalisa KNKT, tersebut kemudian dibawa menggunakan Helicopter khusus ‘Collibri’ yang hanya berisi dua Pilot-CoPilot-Kabasarnas dan saya ke Halim Perdana Kusuma, untuk dianalisa,” kata pengamat telematika itu.

Roy menjelaskan, sesuai namanya, CVR merekam pembicaraan dalam kokpit selama dua jam terakhir. Sedangkan FDR merekam semua parameter data penerbangan.

Lantas apakah kalau salah satu belum ditemukan belum bisa mengetahui secara keseluruhan? Dan apakah penyelidikan  sudah bisa dilakukan kendati masih kurang alatnya? Roy menjawab belum bisa sempurna. “Ya, belum bisa secara sempurna dianalisa meskipun sudah bisa mengetahui aktivitas terakhirnya,” kata Roy Suryo, yang juga politisi Partai Demokrat, itu.

Seperti diketahui, Tim SAR dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD yang diterjunkan ke lokasi jatuhnya SSJ 100,  akhirnya berhasil menemukan black box pesawat naas buatan Rusia itu. Instrumen di pesawat yang berfungsimerekam pembicaraan pilot itu ditemukan Selasa (15/5) sekitar pukul 10.00.

Penemunya adalah anggota Kopassus bernama M Taufik. Anggota pasukan elit TNI AD berpangkat Letnan Satu itu menemukan black box yang berada sekitar 100 meter dari puing-puing ekor pesawat.

"Black box tersebut ditemukan di dasar Gunung Salak Bogor di kedalaman 200 meter yang berjarak sekitar 100 meter dari puing-puing ekor pesawat," kata Danrem 061 Suryakencana, Letkol AM Putranto dalam jumpa pers di Posko Evakuasi yang terletak di Balai Pembiakan Embrio Ternak, Cipelang, Bogor, Selasa (15/5) malam.  (boy/jpnn)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Teliti Kotak Hitam, Butuh Penerjemah Rusia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler