JAKARTA - Setelah mundur dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Hary Tanoesudibjo langsung bermanuver. Bos MNC Group itu kini mempersiapkan pendirian ormas baru yang diberi nama Persatuan Indonesia.
"Arahnya gerakan sosial politik," kata mantan Sekjen Partai Nasdem Ahmad Rofiq kemarin (27/1). Rofiq adalah orang dekat Hary Tanoe yang ikut mundur dari Nasdem.
Menurut Rofiq, pemilihan nama Persatuan Indonesia memiliki landasan pertimbangan yang kuat. "Kami ingin Indonesia maju dan bermartabat. Semua akan terwujud kalo kita semua bersatu," tegas Rofiq menjelaskan makna ormas Persatuan Indonesia.
Sebelumnya, Hary Tanoe mengisyaratkan tidak akan meninggalkan dunia politik. "Bagaimana gerakan politik ini tetap bisa dilaksanakan untuk mengembangkan idealisme kami semua dan teman-teman yang lain. Tujuan kita satu, bagaimana bisa berbuat untuk bangsa kita dan perubahan menuju Indonesia yang lebih baik," kata Hary Tanoe di kantor HT Foundation, Jalan Diponegoro No 29, Jakarta Pusat, Senin (21/1).
Soal cara, lanjut Hary Tanoe, ada tiga pilihan. Bisa mendirikan ormas, mendirikan partai baru, atau bergabung dengan partai peserta pemilu yang sudah ada.
Apakah ormas Persatuan Indonesia akan dipimpin langsung Hary Tanoe sebagai ketua umum? "Nanti diumumkan kalau sudah fix," jawab Rofiq. Rencananya, ormas ini dideklarasikan paling cepat Februari. Dia juga memastikan ormas ini tidak menjadi "gerbong" Hary Tanoe yang dibawa bergabung ke salah satu parpol. "Pasti tetap ormas. Ormas yang konsentrasinya juga di bidang politik," tandasnya.
Secara terpisah, mantan Ketua Umum Partai Nasdem Patrice Rio Capella memastikan partainya tidak terganggu dengan manuver Hary Tanoe. Bahkan, menurut dia, langkah Hary Tanoe harus diapresiasi.
"Saya pikir langkah itu bagus juga. Artinya, Hary Tanoe dan teman-teman tidak berhenti untuk berbuat baik terhadap bangsa dan negara. Patut diapresiasi, semangatnya tidak luntur," kata Patrice.
Tidak khawatir bahwa ormas milik Hary Tanoe nanti dibawa bergabung ke parpol lain? "Nggak apa-apa juga kalau memang itu pilihan yang mereka ambil," tegasnya.
Sementara itu, masuknya politikus Golkar Enggartiasto Lukito ke Nasdem menyisakan cerita. Dari keterangan internal beringin, saat menyampaikan permohonan mundur, Enggar berjanji tidak akan mencalonkan diri sebagai caleg parpol lain.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua DPP Partai Golkar Ade Komarudin. Ade yang juga sekretaris Fraksi Partai Golkar itu menyatakan, rencana mundurnya Enggar dari Golkar sudah diketahui jauh sebelum kepastiannya pada pekan lalu. "Sebenarnya, kami sudah lama tahu," ujar Ade.
Menurut Ade, Enggar saat itu menyampaikan permohonan mundur kepada Setya Novanto selaku ketua Fraksi Partai Golkar. Enggar yang sebelumnya adalah anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar menyampaikan pesan terkait dengan rencana mundurnya. "Pada waktu itu disampaikan Pak Novanto bahwa Pak Enggar tidak masuk anggota DPR lagi, baik Golkar maupun parpol lain," ujarnya.
Namun, kata Ade, Enggar tidak menyebut apakah dirinya akan bergabung dengan Nasdem atau parpol lain. "Apakah yang bersangkutan dia masuk parpol, kami tidak mengetahui. Itu sekarang tergantung Pak Enggar," ujarnya.
Mundurnya Enggar merupakan rangkaian perpindahan sejumlah kader Golkar ke Nasdem. Hengkangnya sejumlah kader senior Golkar ke partai lain itu tidak merisaukan kubu beringin. Menurut Ade, sejak dahulu, Golkar sudah terbiasa ditinggalkan oleh kader-kadernya. "Kami tidak masalah kader kami memperkuat partai lain," ujarnya.
Perpindahan kader Partai Golkar ke partai lain, ujar Ade, juga tidak memengaruhi performa partai. Hal ini bisa terlihat dari posisi Partai Golkar dari pemilu ke pemilu."Terbukti, kami 2004 menang, kemarin juara II. Insya Allah nanti (pemilu 2014) menang lagi," ujarnya.
Ade menambahkan, kualitas kader Golkar juga tidak berkurang dengan perpindahan sejumlah kader senior. Menurut dia, kaderisasi di Golkar masih berjalan dengan rutin. "Antrean caleg di Golkar sangat panjang," tandasnya.
Sebelumnya, Enggar menegaskan dirinya tidak berambisi maju sebagai caleg dari Nasdem. Alasan Enggar ketika itu adalah pertimbangan bahwa dirinya sudah tiga periode menjabat sebagai anggota dewan. Enggar ketika itu menyatakan bahwa dirinya menyerahkan mekanisme dan keputusan itu kepada partai. (pri/bay/c1/c2/agm)
"Arahnya gerakan sosial politik," kata mantan Sekjen Partai Nasdem Ahmad Rofiq kemarin (27/1). Rofiq adalah orang dekat Hary Tanoe yang ikut mundur dari Nasdem.
Menurut Rofiq, pemilihan nama Persatuan Indonesia memiliki landasan pertimbangan yang kuat. "Kami ingin Indonesia maju dan bermartabat. Semua akan terwujud kalo kita semua bersatu," tegas Rofiq menjelaskan makna ormas Persatuan Indonesia.
Sebelumnya, Hary Tanoe mengisyaratkan tidak akan meninggalkan dunia politik. "Bagaimana gerakan politik ini tetap bisa dilaksanakan untuk mengembangkan idealisme kami semua dan teman-teman yang lain. Tujuan kita satu, bagaimana bisa berbuat untuk bangsa kita dan perubahan menuju Indonesia yang lebih baik," kata Hary Tanoe di kantor HT Foundation, Jalan Diponegoro No 29, Jakarta Pusat, Senin (21/1).
Soal cara, lanjut Hary Tanoe, ada tiga pilihan. Bisa mendirikan ormas, mendirikan partai baru, atau bergabung dengan partai peserta pemilu yang sudah ada.
Apakah ormas Persatuan Indonesia akan dipimpin langsung Hary Tanoe sebagai ketua umum? "Nanti diumumkan kalau sudah fix," jawab Rofiq. Rencananya, ormas ini dideklarasikan paling cepat Februari. Dia juga memastikan ormas ini tidak menjadi "gerbong" Hary Tanoe yang dibawa bergabung ke salah satu parpol. "Pasti tetap ormas. Ormas yang konsentrasinya juga di bidang politik," tandasnya.
Secara terpisah, mantan Ketua Umum Partai Nasdem Patrice Rio Capella memastikan partainya tidak terganggu dengan manuver Hary Tanoe. Bahkan, menurut dia, langkah Hary Tanoe harus diapresiasi.
"Saya pikir langkah itu bagus juga. Artinya, Hary Tanoe dan teman-teman tidak berhenti untuk berbuat baik terhadap bangsa dan negara. Patut diapresiasi, semangatnya tidak luntur," kata Patrice.
Tidak khawatir bahwa ormas milik Hary Tanoe nanti dibawa bergabung ke parpol lain? "Nggak apa-apa juga kalau memang itu pilihan yang mereka ambil," tegasnya.
Sementara itu, masuknya politikus Golkar Enggartiasto Lukito ke Nasdem menyisakan cerita. Dari keterangan internal beringin, saat menyampaikan permohonan mundur, Enggar berjanji tidak akan mencalonkan diri sebagai caleg parpol lain.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua DPP Partai Golkar Ade Komarudin. Ade yang juga sekretaris Fraksi Partai Golkar itu menyatakan, rencana mundurnya Enggar dari Golkar sudah diketahui jauh sebelum kepastiannya pada pekan lalu. "Sebenarnya, kami sudah lama tahu," ujar Ade.
Menurut Ade, Enggar saat itu menyampaikan permohonan mundur kepada Setya Novanto selaku ketua Fraksi Partai Golkar. Enggar yang sebelumnya adalah anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar menyampaikan pesan terkait dengan rencana mundurnya. "Pada waktu itu disampaikan Pak Novanto bahwa Pak Enggar tidak masuk anggota DPR lagi, baik Golkar maupun parpol lain," ujarnya.
Namun, kata Ade, Enggar tidak menyebut apakah dirinya akan bergabung dengan Nasdem atau parpol lain. "Apakah yang bersangkutan dia masuk parpol, kami tidak mengetahui. Itu sekarang tergantung Pak Enggar," ujarnya.
Mundurnya Enggar merupakan rangkaian perpindahan sejumlah kader Golkar ke Nasdem. Hengkangnya sejumlah kader senior Golkar ke partai lain itu tidak merisaukan kubu beringin. Menurut Ade, sejak dahulu, Golkar sudah terbiasa ditinggalkan oleh kader-kadernya. "Kami tidak masalah kader kami memperkuat partai lain," ujarnya.
Perpindahan kader Partai Golkar ke partai lain, ujar Ade, juga tidak memengaruhi performa partai. Hal ini bisa terlihat dari posisi Partai Golkar dari pemilu ke pemilu."Terbukti, kami 2004 menang, kemarin juara II. Insya Allah nanti (pemilu 2014) menang lagi," ujarnya.
Ade menambahkan, kualitas kader Golkar juga tidak berkurang dengan perpindahan sejumlah kader senior. Menurut dia, kaderisasi di Golkar masih berjalan dengan rutin. "Antrean caleg di Golkar sangat panjang," tandasnya.
Sebelumnya, Enggar menegaskan dirinya tidak berambisi maju sebagai caleg dari Nasdem. Alasan Enggar ketika itu adalah pertimbangan bahwa dirinya sudah tiga periode menjabat sebagai anggota dewan. Enggar ketika itu menyatakan bahwa dirinya menyerahkan mekanisme dan keputusan itu kepada partai. (pri/bay/c1/c2/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PAN Masih Berharap Wanda Bukan Pemakai
Redaktur : Tim Redaksi