jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan bantuan bagi para guru honorer yang akan mengikuti seleksi PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian). Bantuan itu berupa materi pembelajaran online bagi guru-guru honorer.
Menurut Sekretaris Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Nunuk Suryani, materi pembelajaran tersebut sudah tahap finalisasi dan sebentar lagi akan diberikan.
BACA JUGA: Kemendikbud Akui Guru Honorer Kesejahteraannya Minim tetapi Tugasnya Banyak
"Februari nanti materi belajar bapak, ibu guru yang akan mengikuti tes PPPK kami sediakan. Maternya berupa pembelajaran online," kata Nunuk Suryani, dalam ngrobol pintar seputar kebijakan edukasi secara daring, Minggu (17/1).
Lewat materi belajar online itu, lanjutnya, jika tidak lulus ujian pertama bisa belajar lagi dan mengikuti ujian kedua dan seterusnya. Kemendikbud memberikan kesempatan sampai tiga kali.
BACA JUGA: Kabar Gembira untuk Guru Honorer Ijazahnya Tak Linier dengan Formasi PPPK
Nunuk juga menginformasikan perkembangan terbaru soal jumlah usulan kebutuhan formasi guru PPPK yang masuk. Sebenarnya Kemendikbud mengajukan kebutuhan guru PPPK 1 juta. Namun, jumlah kebutuhan guru PPPK yang diusulkan daerah baru 580 ribu.
"Informasi yang kami peroleh dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, baru 400 kabupaten/kota yang mengajukan usulan kebutuhan guru PPPK. Total usulan formasi yang masuk 580 ribu," ucapnya.
BACA JUGA: Rekrutmen Guru PPPK, Ini Usulan Ketum Forum Guru Honorer Bersertifikasi
Dengan jumlah tersebut, kata Nunuk, menunjukkan masih 100 lebih daerah yang belum daftarkan kebutuhan guru PPPK ke KemenPAN-RB.
Nunuk berhak pemda proaktif mengajukan usulan kebutuhan guru PPPK, terutama yang memiliki banyak guru honorer. Dengan mengangkat guru honorer menjadi PPPK, pemda sudah memberikan kejelasan status mereka.
Sebelumnya Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana mengungkapkan, paling lambat April mendatang rekrutmen PPPK akan digelar. Seleksinya lebih cepat agar tidak berbenturan dengan seleksi CPNS pada Juni mendatang. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad