Kehilangan satu set di set pembuka tak lantas membuat Federer melemah. Petenis Swiss itu menutup laga dengan kemenangan 4-6, 7-5, 6-3, 6-4 atas petenis tuan rumah Andy murray dalam final yang berakhir Senin (9/7) dinihari WIB. Gelar itu melengkapi 17 gelar yang ada di koleksi grand slam Federer.
Tujuh gelar di Wimbledon membuatnya menyamai rekor legenda Amerika Serikat (AS) Pete Sampras. Menjadi nomor satu lagi juga membuat bapak dua putri kembar itu menyamai rekor Sampras dalam jumlah pekan berada di daftar nomor satu ATP (Asosiasi Tenis Putra). Pekan ini dia memasuki pekan ke-286 jadi nomor satu.
"Ini membuat saya menyamai Pete Sampras, yang jadi pahlawan saya. Jadi itu rasanya menakjubkan," ungkap Federer usai kemenangannya.
Federer meraih kejayaannya kembali justru ketika sudah banyak yang menilai dia sulit bersaing lagi dengan dua pesaing beratnya, Novak Djokovic (Serbia) dan Rafael Nadal (Spanyol). Gelar grand slam terakhir yang diraih Federer adalah Australia Terbuka 2010. Setelah itu, Djokovic dan nadal berbagi gelar. Djokovic menambah lima grand slam, sedangkan Nadal menambah lima gelar.
"Rasanya sangat hebat bisa kembali berada di sini sebagai juara. Saya kira, dua pekan di sini saya telah menunjukkan penampilan terbaik. Tak ada yang lebih membahagiakan dari itu," imbuh Federer.
Lebih membahagiakan bagi Federer kali ini adalah semua rekor yang tercipta di Wimbledon 2012 disaksikan langsung dua putri kembarnya, Myla Rose dan Charlene Riva yang akan merayakan ulang tahun ketiga 23 Juli mendatang. Gelar itu memang bukan pertama kalinya setelah dia berstatus sebagai ayah. Namun, saat memenangkan gelar di Australia Terbuka 2010, kedua buah hatinya masih berusia enam bulan.
Federer menganggap pengalamannya sebagai seorang ayah turut memberinya semangat untuk terus memberikan penampilan terbaik. "Orang-orang terkadang lupa saya juga punya dua putri kembar. Itu memberikan pengaruh begitu besar pada kehidupan saya. Itu membantu penampilan saya lebih dari sebelumnya," beber Federer.
Target selanjutnya bagi Federer adalah meraih emas di Olimpiade London, bulan depan. Itu artinya, dia akan kembali ke arena yang sama untuk membela negaranya. Saat itu, usianya sudah menginjak 31 tahun.
Tapi, Federer tak mau melihat usia sebagai kelemahannya. "Ini sangat berbeda ketika saya 20 atau 25 tahun. Kini saya menikmati posisi yang jauh lebih stabil dalam kehidupan. Saya tak mau semuanya berubah. Jadi, rasanya sangat, sangat spesial saat ini," tegasnya.
Sementara, mendung masih mengakrabi Britania Raya. Murray yang kembali digadang-gadang peraih gelar grand slam bagi Inggris sejak dilakukan Fred perry pada 1936, kembali menemui kegagalan. Beban tersebut tak mudah dilepaskan Murray dalam perjalanannya selama ini.
"Saya merasa makin dekat. Ini tak mudah. Roger memang 30 (tahun). Dia lumayan untuk seorang 30 tahun," tutur Murray yang sebelumnya juga kalah dua kali di final grand slam oleh Federer, yaitu pada Amerika Serikat (AS) Terbuka 2008 dan Australia Terbuka 2010. (ady)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Kiper Ditinggal
Redaktur : Tim Redaksi