Ferdy: Jokowi Sangat Lemah Manajemennya Mengurus COVID-19

Senin, 23 Maret 2020 – 16:33 WIB
Presiden Jokowi. Foto: M Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Alpha Research Database Indonesia Ferdy Hasiman menilai, sejumlah kebijakan pemerintah untuk meminimalisir penyebaran virus Corona (COVID-19) tidak efektif.

Antara lain soal social distancing, bekerja, belajar, dan beribadah di rumah, terbukti masih banyak masyarakat keluar rumah dan malah memanfaatkan waktu untuk berlibur.

BACA JUGA: Prabowo Subianto Tegaskan Dirinya Serius, Akan Kirim Pesawat Lebih Besar

"Saya kira itu terjadi karena aturan tanpa disertai sanksi. Padahal, aturan itu akan efektif kalau disertai paksaan. Jadi, Jokowi ini sangat lemah manajemennya mengurus Covid-19. Kebijakannya setengah hati dan lebih mengedepankan pertimbangan ekonomi daripada kemanusian," ujar Ferdy di Jakarta, Senin (23/3).

Ferdy mendukung jika pemerintah akhirnya mengambil kebijakan lockdown, terutama untuk DKI Jakarta. Karena daerah ibu kota menjadi kawasan dengan jumlah pasien tertinggi.

BACA JUGA: Bapak Ibu Guru, Ini Imbauan Terbaru dari Kemendikbud

Ferdy meyakini lockdown mampu meminimalisir virus corona tidak semakin menyebar ke daerah lain dan penanganannya juga dapat lebih pasti.

"Jadi, tidak seperti sekarang, orang serba tak pasti kapan mulai kerja, kapan mulai berusaha, karena korban semakin hari semakin bertambah," ucapnya.

BACA JUGA: Adian Napitupulu: Excavator Siang Malam Menggali Kuburan jika Negara Lambat

Ferdy lebih lanjut mengatakan, ketika lockdown diberlakukan maka kebutuhan logistik masyarakat perlu diperhitungkan secara matang.

Stok pangan di Bulog harus memadai, paling tidak untuk beberapa bulan ke depan.

"Saya kira Covid-19 masalah luar biasa, karena itu juga butuh penangan dari seorang pemimpin yang luar biasa. Hentikan perdebatan, percaya pada pakar dan ahli kesehatan. Dalam kondisi darurat seperti sekarang, fokus pemerintah pada penangan Covid-19," katanya.

Menurut Ferdy, pemerintah dalam hal ini perlu melakukan operasi pasar. Tujuannya untuk menjaga kstabilitas harga bahan pokok. Kemudian, biaya kesehatan juga penting menjadi perhatian.

"Jadi, bukan stimulus untuk meningkatkan produktivitas dari UMKM dan penyaluran kredit. Kemudian, akses ke tempat umum dan mal-mal ditutup. Interaksi langsung orang per orang dihindari," pungkas Ferdy. (gir/jpnn)

AHMAD DHANI CURIGA SOAL CORONA


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler