jpnn.com - FIA telah menyiapkan hukuman bagi pembalap Formula One (F1) yang melakukan kesalahan.
Hukuman diberikan bagi pembalap yang memanfaatkan F1 untuk mengekspresikan suatu pandangan politik, agama, dan sebagainya.
BACA JUGA: Lewis Hamilton Percaya Diri dengan Performa Balap W14 F1 2023
Melansir Motosportweek, FIA menegaskan para pembalap bebas mengeskpresikan pandangan mereka.
Hanya saja, terdapat waktu-waktu tertentu dan dalam situasi tertentu.
BACA JUGA: Balapan Formula 1 dan MotoGP di Melbourne Dibatalkan, Vaksinasi Rendah Jadi Alasan
"Pembalap bebas mengekspresikan pandangan mereka terkait masalah politik, agama, atau pribadi, selama di ruang mereka sendiri dan di luar lingkup kompetisi internasional," tulis laporan tersebut.
FIA tak segan memberikan hukuman bagi pembalap yang melanggar aturan tersebut.
BACA JUGA: Ferrari SF-23 untuk F1 2023, Carlos Sainz: Impresi Berkendaranya Berbeda
Hukuman yang dijatuhkan bisa berupa teguran, denda, atau kewajiban menyelesaikan sejumlah pekerjaan untuk kepentingan umum.
Sebelumnya, beberapa pembalap F1 memanfaatkan momen ketika berlomba untuk mengekspresikan pandangan mereka.
Salah satunya, seperti yang dilakukan Lewis Hamilton dan Sebastian Vettel saat perlombaan di Timur Tengah tahun lalu.
Kedua pembalap papan atas itu menggunakan helm pelangi sebagai bentuk dukungan terhadap kaum LGBT, yang dianggap ilegal di negara Timur Tengah.(mcr15/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dhiya Muhammad El-Labib