FIA Unilak dan KLHK Susun Agenda Kerja Sama Perubahan Iklim

Jumat, 21 Mei 2021 – 20:53 WIB
Kasubdit Adaptasi Perubahan Iklim KLHK, Tri Widayati saat berkunjung ke kampus FIA Unilak, Pekanbaru, sebagai tindaklanjut perjanjian kerja sama FIA Unilak dan KLHK. Foto: dok Unilak

jpnn.com, RIAU - Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Lancang Kuning (FIA Unilak) Pekanbaru dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), mulai menyusun rencana kerja menindaklanjuti perjanjian kerja sama (PKS) antara kedua belah pihak.

Secara virtual, Kamis (20/5) digelar rapat untuk mematangkan berbagai agenda kerja antarpihak berkaitan dengan perubahan iklim.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Surat Menkeu Bikin Resah PNS, Rizieq Singgung soal Neraka dan Jokowi, Anies-Khofifah Cocok

''KLHK butuh mitra strategis untuk agenda perubahan iklim, dan dengan adanya PKS ini maka salah satu mitra di Riau adalah FIA Unilak untuk mempercepat target perubahan iklim. Kami siap memberikan dukungan peningkatan kapasitas dosen dan mahasiswa, terutama dalam menjalankan agenda Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berkaitan dengan perubahan iklim,'' kata Kepala Bagian Hukum dan Kerja Sama KLHK, Lawin Bastian.

Hal senada juga disampaikan Direktur Adaptasi Perubahan Iklim, Sri Tantri Arundhati. Pihaknya telah mengutus Kasubdit Adaptasi Perubahan Iklim KLHK, Tri Widayati dan tim ke kampus FIA Unilak pada 28 April 2021 lalu

BACA JUGA: Menteri Siti Minta Semua Pihak Tetap Waspada Mencegah Karhutla

''- Karena kegiatan di tingkat tapak sebenarnya sudah ada, tetapi secara administratif dan kelembagaan masih lemah, maka di sinilah kami melihat peran strategis FIA Unilak untuk mengisinya,'' kata Tantri.

Sementara itu, Dekan FIA Unilak, Alexander Yandra berjanji dalam waktu dekat akan menyerahkan timeline agenda kerja yang akan disinkronkan dengan agenda di KLHK terkait perubahan iklim.

BACA JUGA: Dosen Unilak Diundang Khusus KLHK Ikut Forum Kehutanan Bersama PBB

Hal ini sebagaimana amanat dalam PKS yang sudah disepakati kedua belah pihak.

''Kami akan susun secepatnya, terutama untuk mengejar momentum Hari lingkungan hidup se-dunia. Selain itu ada agenda magang mahasiswa yang akan kami fokuskan pada tema Perubahan Iklim. Kapasitas Dosen dan Mahasiswa tentu saja menjadi fokus utama kami, dan bersama-sama akan kami kerjakan dengan dukungan penuh KLHK serta para pihak lainnya,'' kata Alexander.

Penandantangan PKS antara Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK dan FIA Unilak, sebelumnya telah dilakukan di Hotel The Premiere, Pekanbaru, Sabtu (10/4/2021). Hadir pada kesempatan ini menyaksikan Menteri LHK Dr.Ir.Siti Nurbaya Bakar dan Wakil Menteri LHK Dr. Alue Dohong. Selain itu turut hadir Staff Ahli Menteri LHK, Prof.Winarni Monoarfa, Tenaga Ahli Menteri LHK Dr.Afni Zulkifli, Bupati Siak Alfedri, Bupati Bengkalis Kasmarni, Wali kota Dumai Paisal, dan Direktur Adaptasi Perubahan Iklim, Dra. Sri Tantri Arundhati, M.Sc.

''Saya tidak mengira kalau ternyata kita bisa memulai kerja sama seperti ini dari Riau. Artinya sudah bisa mengajak masyarakat dalam hal pencapaian target kerja perubahan iklim, karena Perguruan Tinggi pasti memiliki banyak inovasi. Saya menyampaikan penghargaan atas terjalinnya PKS antara FIA Unilak dan Ditjen PPI untuk kerja tapak pengendalian perubahan iklim,'' kata Menteri LHK Siti Nurbaya saat memberikan arahan usai penandatanganan PKS.

Kerja sama dengan FIA Unilak terkait agenda perubahan iklim ini dikatakan Menteri Siti penting sebagai rintisan. Dia juga sudah meminta pada Wakil Menteri Dr.Alue Dohong dan Staff Ahli Menteri Prof.Winarni Monoarfa untuk terus mengikuti perkembangan di daerah.

''Karena yang paling penting untuk kerja lingkungan sebenarnya adalah kerja lapangan, kampanye keterlibatan masyarakat, dan guidance keilmuan,'' katanya.

Untuk target pembentukan 20.000 kampung iklim di 2024, selain kalangan akademisi juga akan dilibatkan kalangan dunia usaha untuk memberikan perhatian pada Desa atau Kampung Iklim yang berada di wilayah kerjanya.

''Tentu saja peran serta Pemda juga menjadi kunci utama untuk mencapai target perubahan iklim yang sudah menjadi komitmen kita bersama,'' kata Menteri Siti.

Dengan adanya PKS antara Ditjen PPI dan FIA Unilak diharapkan target 20.000 lokasi program kampung iklim (Proklim) juga dapat dikawal, melalui kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pendidikan dan Pengajaran; Penelitian dan Pengembangan; Pengabdian kepada Masyarakat.

Banyak kerja terkait Proklim yang perlu keterlibatan akademisi, seperti kegiatan penanaman pohon, pengelolaan sampah dan limbah, upaya hemat energi, penghijauan di perkotaan, mangrove, dan kegiatan lainnya.

Wamen LHK Alue Dohong mengatakan PKS ini hendaknya memperkuat kerja tapak adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, di sektor kehutanan, energi, industri, pertanian, dan sampah/limbah.

''PKS ini dapat menjadi prototype bagi daerah lain di Indonesia, dan bisa juga digulirkan ke perguruan tinggi lainnya. Karena pencapaian target perubahan iklim memerlukan kerja pentahelix collaboration, dimana akademisi memainkan peran penting,'' kata Wamen Alue Dohong.

FIA Unilak telah memulai kegiatan dengan penempatan mahasiswa magang di lokasi Proklim, pendampingan pada Kelurahan Tobekgodang yang mengantongi sertifikat Proklim Utama, melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan mengangkat tema Proklim, dan menggelar sosialisasi Proklim secara daring dengan menghadirkan peserta dari berbagai lapisan masyarakat. Dalam kegiatan ini diberikan pemahaman mengenai ProKlim dan informasi pendaftaran ProKlim melalui Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI).(*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler