jpnn.com, JAKARTA - Federasi sepak bola internasional (FIFA) sudah tiba di Jakarta untuk mengecek keseluruhan stadion yang diusulkan oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir sebagai lokasi berlangsungnya Piala Dunia U-17 pada 10 November- 2 Desember 2023.
Pada inspeksi hari pertama FIFA mengecek Jakarta Internasional Stadium (JIS) untuk selanjutnya bertolak mengecek kesiapan Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Gelora Bung Tomo, Surabaya dan Manahan, Solo.
BACA JUGA: Stadion Manahan Solo jadi Venue Semifinal dan Final Piala Dunia U-17, Gibran: Kami Mendukung Penuh
Sekjen Presidium Nasional Suporter Sepak Bola Indonesia (PNSSI) Richard Achmad Supriyanto mengaku optimistis kesiapan stadion yang diusulkan oleh Erick Thohir kepada FIFA sudah dalam kondisi yang cukup layak digunakan untuk pertandingan internasional.
“Optimistis terkait dengan soal kesiapan stadion tadi yang sudah disebutkan, kalau FIFA sudah hadir mengecek kesiapan stadion yang tadi. Artinya kan sudah ada kepastian kesiapannya ke depan,” ujar Richard kepada wartawan, Sabtu (29/7/2023).
BACA JUGA: FIFA Beri Rekomendasi Rumput JIS Harus Diganti, Jakpro Bilang Begini
Menurut Richard, setelah pengecekan dilakukan FIFA selesai, wajar saja apabila kemudian ada perbaikan atau renovasi yang diminta FIFA terhadap stadion yang nantinya digunakan.
Dia menilai dengan kedatangan FIFA melihat langsung kondisi stadion sudah tidak perlu ada lagi spekulasi dan polemik mengenai stadion layak dilakukan renovasi atau tidak.
BACA JUGA: Puluhan Pesepak Bola Asal Aceh Ikut Seleksi Timnas Piala Dunia U-17
“Tidak perlulah yang penting FIFA sudah hadir dulu mengecek standar FIFA-nya seperti apa. Jadi, lebih enak tidak menebak-nebak versi siapa, versi siapa yang berujung polemik,” ucapnya.
“Sebab, FIFA sudah turun langsung, kebenarannya ada di FIFA betul tidaknya, cocok atau tidak rumputnya, standar atau tidak, kan FIFA yang menentukan,” imbuhnya.
Richard yang juga mantan ketua The Jakmania itu menuturkan pengecekan stadion FIFA kali ini merupakan baru langkah awal. Pasalnya, FIFA juga diperkirakan akan datang kembali ke Indonesia sebulan kemudian sebelum pelaksanaan Piala Dunia U-17 dimulai.
Oleh karena itu, Richard mendorong supaya PSSI dapat memperbaiki seluruh stadion yang ada sesuai saran dari FIFA.
“FIFA lebih awal untuk datang ke Indonesia untuk mengecek kesiapan stadion yang akan dipakai untuk Piala Dunia U-17 supaya memang semua bisa terverifikasi lebih awal,” ucapnya.
“Nanti setelah itu baru akan ada renovasi pembenahan, nanti FIFA datang lagi untuk mengecek kesiapan secara keseluruhan sebelum Oktober. Jadi, masih ada spare waktu sebulan untuk persiapan secara detail yang kurang-kurang bisa diperbaiki,” sambungnya.
Namun, Richard mengatakan mengingatkan tahun politik, jika nanti akhirnya ada stadion yang dicoret atau tidak masuk sebagai daftar stadion pada Piala Dunia U-17, diharapkan tidak lagi diseret ke ranah politik atau dijadikan polemik.
Richard mencontohkan misalnya saja stadion JIS dengan sisa waktu yang ada menuju dimulainya Piala Dunia ternyata belum layak digunakan maka semua pihak harus dapat menerima, karena itu merupakan penilaian objektif dari FIFA.
“Yang penting FIFA harus cek dulu JIS nya, kalau memang ternyata JIS tidak lolos ya sudah kan sudah dipastikan sama FIFA bukan dari versi kita, bukan dari versi Indonesia,” ujar dia.
Sementara itu, pengamat sepak bola nasional Rikki A. Daulay menyampaikan kedatangan FIFA menjadi penengah atas polemik yang terjadi mengenai renovasi stadion, terutama JIS.
“Bagus, agar clear semuanya dan PSSI juga bisa lebih detail dalam membenahi kekurangan baik teknis ataupun non teknis,” ungkapnya.
“Menurut saya bagus, FIFA sebagai 'wasit' agar clear politisasi di sepakbola,” sambungnya.
Rikki menegaskan Piala Dunia U-17 yang berdekatan jaraknya dengan pelaksanaan Pemilu 2024 untuk dijauhkan dan tidak dikaitkan dengan unsur-unsur politik.
Dia mengatakan seluruh elemen harus bersama-sama mensukseskan gelaran olahraga bertaraf internasional ini dan diharapkan tidak lagi terjadi pembatalan seperti yang terjadi pada Piala Dunia U-20 lalu.
“Event internasional ini harus dijauhi dari sentimen politik yang kian memanas saat ini. PSSI harus dengan tegas membuat upaya-upaya agar sentimen politik tidak memengaruhi jalannya event internasional ini,” tegas Rikki.
Sebelumnya Erick Thohir menyampaikan kunjungan FIFA akan mengecek mengenai kesiapan venue, kualitas lapangan, kesiapan tim service, dan juga renovasi lapangan baru yang PSSI usulkan seperti di Jakarta International Stadium.
"FIFA tentu akan mengecek langsung begitu tiba di Indonesia. Nanti tanggal 1 Agustus akan ada laporan akhir dari FIFA sebelum keesokan harinya mereka pulang. Tentu FIFA punya standarisasi untuk semua aspek. Jadi, kami hanya mengusulkan, yang menentukan FIFA. Jadi kita mohon, PSSI tidak main politik, dan kita akan sukseskan Piala Dunia U-17 2023," ungkap Erick Thohir.
Selain itu, Erick juga mengusulkan kepada FIFA Stadion Manahan, Surakarta, akan menjadi venue semifinal dan final Piala Dunia U-17 2023.
"Sesuai pembicaraan dengan FIFA, salah satunya saat Piala Dunia U-20 lalu bahwa semifinal dan final di Stadion Manahan. Jadi untuk Piala Dunia U-17 nanti tidak usah diganti lagi venuenya. Jadi bukan PSSI yang menentukan, FIFA yang menentukan," ujar Erick Thohir.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari