PORT LOUIS - Negara-negara anggota FIFA telah menyetujui peraturan baru yang ketat dalam memerangi rasisme di sepak bola. Melalui kongres di Mauritius, 204 pemegang hak pilih menyetujui peraturan yang memungkinkan sebuah klub didegradasi karena pelanggaran serius atas aturan anti-rasisme.
Untuk pelanggaran tingkat pertama atau kecil, sanksinya berupa peringatan, denda, atau pertandingan yang dimainkan secara tertutup. Sementara hukuman atas pelanggaran yang lebih berat atau berulang-ulang adalah pemotongan poin, pengusiran dari turnamen dan bahkan degradasi.
Seperti dilansir ESPN, Jumat (31/5), FIFA juga menyepakati pemain atau pejabat klub yang terbukti bersalah atas tindakan rasis, dilarang main atau hadir di lima pertandingan, termasuk pertandingan internasional. “Ada beberapa pelanggaran tercela tahun ini yang telah melemparkan bayangan panjang atas sepak bola dan seluruh masyarakat. Saya berbicara tentang politik kebencian, rasisme,” kata Presiden FIFA Sepp Blatter.
Menurutnya, tidak ada tempat di sepak bola untuk rasisme. "Dan juga tidak ada tempat karena skandal pengaturan pertandingan atau manipulasi. Kita harus tegar dan kita harus membuat jelas kepada pelaku rasis bahwa waktu mereka sudah habis, selesai,” tegasnya.
Selain itu FIFA juga membahas tentang pengaturan pertandingan. “Dan tidak ada ancaman yang lebih besar untuk permainan kami ketimbang pengaturan pertandingan. Kita perlu bantuan otoritas publik dan polisi di mana-mana untuk mengontrol permainan kami,” pungkas Blatter. (ian/jpnn)
Untuk pelanggaran tingkat pertama atau kecil, sanksinya berupa peringatan, denda, atau pertandingan yang dimainkan secara tertutup. Sementara hukuman atas pelanggaran yang lebih berat atau berulang-ulang adalah pemotongan poin, pengusiran dari turnamen dan bahkan degradasi.
Seperti dilansir ESPN, Jumat (31/5), FIFA juga menyepakati pemain atau pejabat klub yang terbukti bersalah atas tindakan rasis, dilarang main atau hadir di lima pertandingan, termasuk pertandingan internasional. “Ada beberapa pelanggaran tercela tahun ini yang telah melemparkan bayangan panjang atas sepak bola dan seluruh masyarakat. Saya berbicara tentang politik kebencian, rasisme,” kata Presiden FIFA Sepp Blatter.
Menurutnya, tidak ada tempat di sepak bola untuk rasisme. "Dan juga tidak ada tempat karena skandal pengaturan pertandingan atau manipulasi. Kita harus tegar dan kita harus membuat jelas kepada pelaku rasis bahwa waktu mereka sudah habis, selesai,” tegasnya.
Selain itu FIFA juga membahas tentang pengaturan pertandingan. “Dan tidak ada ancaman yang lebih besar untuk permainan kami ketimbang pengaturan pertandingan. Kita perlu bantuan otoritas publik dan polisi di mana-mana untuk mengontrol permainan kami,” pungkas Blatter. (ian/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Malam Ini, Tour de Singkarak Dimulai
Redaktur : Tim Redaksi