Filipina Mulai Hitung Kerugian

Kamis, 21 November 2013 – 06:45 WIB
Bencana Topan Haiyan meluluhlantakan beberapa kota di Filipina. FOTO: getty images

jpnn.com - MANILA - Hampir dua pekan topan Yolanda (Haiyan) berlalu. Kemarin (20/11) pemerintah Filipina mulai menghitung kerugian materi karena amuk badai yang merenggut sekitar 4.000 nyawa tersebut. Kendati jumlahnya besar, para pakar yakin kerugian itu tidak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian.

AIR Worldwide meramalkan, total kerugian Filipina karena topan dahsyat itu USD 6,5 miliar sampai USD 15 miliar alias sekitar Rp 74,73 triliun sampai Rp 172,46 triliun. Sedangkan menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO), jumlah penduduk Filipina yang kehilangan pekerjaannya, baik secara permanen maupun tidak, mencapai sekitar 5 juta orang.

BACA JUGA: Nemu Emas di Toilet

Kendati demikian, dampak Yolanda terhadap perekonomian makro Filipina tidak terlalu signifikan. Bahkan, itu jauh lebih ringan jika dibandingkan dengan dampak perekonomian serangkaian badai kuat lain yang skalanya di bawah Yolanda. Sebab, angin ribut yang menerjang Filipina pada 8 November tersebut melintasi kawasan miskin dan kumuh. Karena itu, dampaknya terhadap perekonomian tidak terlalu besar.

"Kawasan yang menderita kerusakan parah merupakan wilayah-wilayah yang kontribusinya terhadap GDP (produk domestik bruto) tidak besar. Maka, dampak badai ini terhadap perekonomian juga tidak signifikan," terang Credit Suisse dalam laporannya. Dia membantah prediksi yang menyebutkan bahwa Yolanda akan memangkas satu poin pertumbuhan perekonomian Filipina tahun ini. 

BACA JUGA: Bom Serang Konvoi Militer Mesir

"Ekspor produk pertanian memang akan terkena imbasnya, tapi tidak banyak," lanjut Credit Suisse. Itu terjadi karena Pulau Leyte dan Pulau Samar, dua provinsi yang menanggung kerusakan paling parah, dikenal sebagai penghasil beras dan kelapa. Para ekonom yakin Yolanda juga tidak akan memicu kenaikan harga kebutuhan pangan, khususnya beras. Jika ada, pun lonjakan harga hanya akan terjadi sebentar.

"Desember"Januari adalah musim tanam bagi petani. Karena itu, harga-harga kebutuhan pokok, terutama pangan, akan relatif stabil," papar Credit Suisse. Gubernur Bank Sentral Filipina Amando Tentangco optimistis target pertumbuhan ekonomi tahun ini tetap tercapai. Dia berharap proses pemulihan sarana dan prasarana pascabadai bisa berjalan lancar. 

BACA JUGA: Jari Tengah untuk Mantan

Sementara itu, penduduk Kota Tacloban, Provinsi Leyte, pun mulai menata kembali kehidupan mereka. "Anak-anak tidak bisa tinggal diam meski sedang menderita. Mereka tetap bermain dan bercanda. Itu menjadi hiburan bagi kami," kata Elanie Saranillo, salah seorang korban selamat. Perempuan 22 tahun yang untuk sementara tinggal di gereja itu bersyukur bantuan mulai mengalir. (AP/AFP/hep/c17/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Belanda Ingin Belajar Banyak Hal dari Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler