jpnn.com, JAKARTA - Film Persahabatan Bagai Kepompong yang telah tayang sejak 26 Februari lalu di Disney + Hotstar, masih layak untuk ditonton.
Mengusung genre drama remaja, film ini hadir dengan konflik tentang persahabatan serta perlawanan terhadap perundungan di sekolah.
BACA JUGA: Film Persahabatan Bagai Kepompong Angkat Cerita Perundungan di Sekolah
Kisah dimulai ketika Sarjono (Gunawan) mesti terbang ke Papua untuk urusan kerja. Ia menitipkan putranya, Ben (Bio One) kepada pasutri Bimo (Pascal Azhar) dan Indah (Lulu Tobing) yang memiliki dua anak. Salah satunya, Isabel (Yasmin Napper).
Di sekolah, Isabel membentuk geng Kepompong bersama sejumlah temannya. Sebagai anak baru, Ben yang dikenal anak mama tak mudah bergaul.
Ben pun menjadi kaum jelata. Berkawan dengan Bimo (Fatih Unru), Ben jadi korban perundungan Bobby (Joshua Rundengan) dan gengnya.
Ben yang menutup diri mulai membuka hati kala didekati Paula (Beby Tsabina). Paula dan Isabel bersaing dalam kompetisi proposal perayaan kelulusan sekolah.
BACA JUGA: 3 Berita Artis Terheboh: Pengumuman Penting Tya Ariestya, Millen Cyrus Ditangkap Lagi
Isabel meminta Ben mengintip ide Paula. Paula sendiri punya misi khusus mendekati Ben.
Kesan pertama usai menonton, film ini punya sejumlah kelebihan yang layak diapresiasi. Salah satunya ketepatan memilih lagu tema.
BACA JUGA: Dewi Perssik Ngamuk Dituding jadi Pelakor, Ancam Lakukan Ini
Ini terasa sejak sesi awal, saat Ben di kamar kesepian merindu ibunya. Lagu “Ibu” karya Ari Goliath yang menemani Ben menajamkan suasana.
Berikutnya, “Kepompong” versi syahdu yang dilantun Alena Wu melatari patah hatinya Ben di taman.
Tak banyak lagu di film ini, namun mereka hadir di waktu yang tepat. Sopan menyapa, santun saat undur.
Kelebihan lain, ending film yang tidak maksa. Ini penting. Alim Sudio sejak awal tahu apa yang mau ditutur yakni isu perundungan.
Agar tak berubah menjadi “kampanye terselubung” dibangunlah pendekatan keluarga yang sempurna dan tak sempurna untuk melatari konfllik.
Hasilnya, cerita yang dekat dan hangat tanpa melupakan akar Kepompong yang ringan dan riang.
Tema perundungan boleh, terlalu pekat jangan. Mengingat gelap bukan jati diri Kepompong yang dikenal khalayak. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh