jpnn.com, MAKASSAR - Laga PSM Makassar vs Persija Jakarta pada Final Leg Kedua Piala Indonesia di Stadion Andi Mattalatta yang sejatinya digelar pada Sabtu (27/7) lalu, akhirnya ditunda.
PSSI telah mengumumkan, laga tunda leg kedua final antara PSM Makassar dengan Persija Jakarta digelar pada 6 Agustus mendatang.
BACA JUGA: Imbas Perubahan Jadwal Final Piala Indonesia, Laga Liga 1 Pun Tertunda
Sayang, tertundanya laga ini menyebabkan suporter harus kecewa. Satu jam sebelum kick-off, panitia pelaksana (panpel) pertandingan mengumumkan bahwa laga Makassar versus Persija harus ditunda. Sebab, Persija menolak bermain.
BACA JUGA: Imbas Perubahan Jadwal Final Piala Indonesia, Laga Liga 1 Pun Tertunda
BACA JUGA: PSSI Putuskan Laga Tunda PSM vs Persija Digelar 6 Agustus
’’Atas dasar pertimbangan keamanan dan kenyamanan, final leg kedua kami tunda,’’ kata Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria.
Persija memang mendapat perlakukan kurang mengenakkan. Saat melakoni official training (OT) di Stadion Andi Mattalatta Sabtu (27/7), bus yang mereka tumpangi dilempari batu oleh oknum suporter PSM.
BACA JUGA: Gol Ryuji untuk The Jakmania dan Istri yang Mengandung
Bek Ryuji Utomo bahkan terluka di bagian paha akibat terkena pecahan kaca bus.
Tetapi, tetap saja penundaan itu membuat panas suporter PSM. Untungnya, manajemen Juku Eja –julukan PSM– langsung turun tangan. CEO PSM Munafri Arifuddin masuk ke tengah lapangan untuk menenangkan suporter.
’’Kami sudah melakukan koordinasi. Keamanan akan diperketat. Saya jamin tak ada pemain Persija yang akan tergores sedikit pun. Tapi, mereka (Persija) tetap tak mau datang,’’ kata pria yang akrab disapa Appi itu.
Appi memang kecewa. Tetapi, dia tetap menghargai keputusan yang dibuat PSSI. Untuk laga tunda, PSSI sejatinya menyarankan agar digelar di tempat netral. Namun, manajemen PSM secara tegas menolak.
’’Saya diminta cari venue lain. Saya tidak mau. Kalau leg kedua harus digelar di luar Makassar, PSM tak akan ikut lagi dalam agenda PSSI,’’ tegasnya.
Bukan hanya Appi yang kecewa. Manajemen Persija merasakan hal serupa. Setelah kejadian pelemparan bus, manajer Persija Ardhy Tjahjoko memang sudah menolak bermain. Persija mau bermain asalkan tanpa penonton.
’’Siapa yang mau jamin keselamatan pemain kami?’’ katanya.
BACA JUGA: Piala AFF U-15: Indonesia Taklukkan Singapura Tiga Gol Tanpa Balas
Karena itu, mereka memilih bertolak ke Jakarta kemarin sore. Padahal, sejatinya mereka dijadwalkan baru pulang Senin (29/7). Karena itu, mereka tidak menuju Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Mereka terbang dari pangkalan TNI-AU di Makassar.
Di sisi lain, manajemen Persija juga mempertanyakan keputusan PSSI yang menggelar final dengan format dua leg. Menurut Ardhy, hal itu sangat tidak lazim.
’’Kalau babak penyisihan sih, tidak ada masalah (dua leg). Kalau final, seharusnya single match saja. Kan akhirnya kejadian (rusuh) seperti ini,’’ tambah Ardhy.
Suporter menjadi yang paling dirugikan dengan penundaan babak final leg kedua Piala Indonesia 2018–2019. Sebanyak 15 ribu tiket sold-out sejak Rabu lalu (24/7). Harga tiket ekonomi di Stadion Andi Mattalatta adalah Rp 100 ribu.
BACA JUGA: Usut Kasus Suap Gubernur Kepri, KPK Gali Keterangan Iskandar Terkait Ranperda RZWP3K
Tetapi, dalam laga final kemarin, harganya melambung hingga Rp 175 ribu. Belum lagi suporter yang membeli tiket lewat calo. Harganya malah cukup mencekik. Saat di Stadion Andi Mattalatta, Jawa Pos sempat ditawari tiket oleh calo. Harganya Rp 800 ribu.
CEO PSM Munafri Arifuddin berjanji bakal mengembalikan uang tiket yang sudah dibeli. ’’Tolong disimpan dulu bukti tiket yang ada. Setelah itu, kami akan selesaikan persoalan adiministrasinya. Tidak akan ada yang dirugikan,’’ kata pria yang akrab disapa Appi itu. (gus/c4/tom)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Persija Menang, Julio Banuelos: Saya Yakin The Jakmania Juga Puas
Redaktur & Reporter : Budi