jpnn.com - JAKARTA – Kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump diyakini tak akan mengejutkan pasar Indonesia.
Pasalnya, kebijakan pria berlatar pengusaha itu telah dibahas dalam sejumlah forum internasional.
BACA JUGA: Prediksi Pergerakan IHSG Awal Pekan Ini
Dalam pertemuan G20, kebijakan mengenai ekspansi fiskal sudah pernah dibahas sebelumnya.
Di hadapan wakil kontestan G20 itu, disepakati ekspansi fiskal merupakan salah satu upaya menyelamatkan ekonomi dibanding selain mengandalkan kebijakan moneter.
BACA JUGA: Rumah Terancam Disita jika Tak Ikut Tax Amnesty
Jadi, rencana Trump melakukan ekspansi fiskal guna mendorong ekonomi domestik tidak perlu direspons secara berlebihan.
Justru, perlu dilakukan adalah penyesuaian outlook ekonomi. Reaktif dengan mengeluarkan kebijakan protektif misalnya sangat tidak bijak.
BACA JUGA: Kemendesa Siapkan Forum untuk Ajak Investor Garap Kawasan Perbatasan
”Hanya perlu penyesuaian. Dan, rencana itu bukan surprise. Perlu dicatat kami optimistis meski fiskal negara Paman Sam akan ekspansif,” tutur Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Suahasil Nazara di Jakarta akhir pekan lalu.
Dalam pembahasan itu, dikatakan pertumbuhan Indonesia terlalu rendah dan terlalu lama.
Sebab, pelemahan ekonomi global masih menghantui. Seharusnya memakai seluruh instrumen.
Selama ini, ada kondisi di mana negara memakai kebijakan moneter. Itu tecermin dalam hal suku bunga.
”Kalau fiskal ekspansif maka expenditure harus baik, butuh penerimaan naik. Harus ada pendapatan pajak,” ulasnya.
Keterkejutan masyarakat bukan karena kebijakan. Namun, lebih pada Trump tampil sebagai presiden.
Selain itu, ada sejumlah kebijakan Trump perlu diwaspadai.
Sebab, terdapat beberapa kebijakan dikhawatirkan akan berdampak terhadap capital outflow di Indonesia.
”Misalnya, ada proteksi. Itu bakal memicu capital outflow menuju AS. Ini perlu perhatian serius,” ungkapnya. (far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sarat Kepentingan, DPR Dukung Pembangunan Pabrik Rembang
Redaktur : Tim Redaksi