jpnn.com, KENDARI - Setelah menjalani perawatan sejak 19 Maret, Fitri Amaliah (25), akhirnya diizinkan pulang dari RSUD Bahteramas Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Rabu (8/4).
Fitri merupakan pasien pertama yang dinyatakan sembuh dari Corona (COVID-19) di Kota Kendari.
BACA JUGA: Pengin Sembuh dari Corona, Simak Nih Pesan Penting dari Detri Warmanto
Namun, meskipun dirinya telah dinyatakan sembuh dari virus yang mematikan tersebut, dokter belum mengizinkan ia pulang karena pertimbangan psikologis bagi dirinya, keluarga hingga masyarakat di sekitarnya.
Pada Rabu (8/4) sekitar pukul 14.50 Wita, Fitri diizinkan keluar dan meninggalkan RSUD Bahtermas Kendari. Ia dijemput langsung oleh keluarganya.
BACA JUGA: Pasien Sembuh dari Virus Corona di Sulsel Bertambah
Tetapi, sebelum meninggalkan RSUD Bahtermas tempat ia diisolasi selama kurang lebih sebulan, Fitri berbagi cerita kepada wartawan yang hadir pada kesempatan itu.
Pernyataan dan kesaksian yang diungkapkan pertama kali oleh Fitri adalah dirinya bisa sembuh dari virus corona karena berkat perawatan intensif dari seluruh dokter dan perawat yang ada di RSUD Bahtermas Kendari.
BACA JUGA: Terungkap! Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua Bisa Bertahan Karena Ini
"Saya adalah salah satu pasien yang pernah positif terkena virus corona dan sekarang dinyatakan sembuh, telah dinyatakan negatif berkat pemeriksaan dan perawatan intensif seluruh dokter dan perawat yang ada di Rumah Sakit Bahteramas," kata Fitri.
Fitri bercerita, awal mula dirinya terkena virus corona, gejala yang dialami, yakni mengalami demam, sakit tenggorokan, pilek, batuk, dan menggigil pada tanggal 4 Maret 2020.
"Tapi pas periksa ke dokter, langsung dapat rujukan karena ada riwayat perjalanan ke luar negeri (umrah) dan masuk ruang isolasi (RSUD Bahteramas) pada tanggal 9 Maret 2020," ucap wanita berhijab itu.
Saat menjalani pemeriksaan di RSUD Bahteramas, pada 9 Maret 2020, ia langsung dibawa ke ruang isolasi oleh tim medis lantaran memiliki riwayat perjalanan umrah dan menunjukkan gejala COVID-19. Dirinya mengaku sempat khawatir pada saat itu bila hasil Swab-nya positif.
"Perasaan waktu dirawat sebetulnya cukup khawatir, ini bertanya-tanya apakah nanti positif betulan atau tidak. Tapi setelah dinyatakan positif juga tidak merasakan sakit yang parah. Kalau dalam kategori saya dalam kategori ringan, ndak berat jadi proses penyembuhannya juga cepat," ungkapnya.
Fitri yang sempat dinyatakan positif COVID-19 setelah pulang umrah bersama keluarganya beberapa waktu lalu, berusaha untuk tidak stres demi niat dan tekad untuk bisa sembuh dari virus yang telah membunuh puluhan ribu manusia di dunia, termasuk ratusan orang di Indonesia.
Saat itu, meskipun dirinya berada di dalam ruang isolasi, ia tetap melakukan interaksi dan komunikasi bersama teman, kerabat terutama orang tuanya.
Menurut dia, hal tersebut sebagai cara untuk menghilangkan rasa jenuh ketika menjalani isolasi, sehingga tidak merasa stres.
"Karena katanya kalau stres imun tubuh turun. Jadi diusahakan untuk tidak stres. Saya baca buku, main gim, sering berkabar sama teman, keluarga lewat telepon, bahkan saya terus mendapatkan dukungan dan motivasi dari orang-orang terdekat, Sehingga dorongan untuk sembuh semakin besar," tuturnya.
"Sebetulnya tidak menjauhi (teman-teman), tetapi lebih memberi dukungan, langsung telepon. Kalau ini (positif corona) pasti sembuh. Tenang saja, gejalanya tidak berat," ujar Fitri menirukan kata-kata dukungan dari teman-temanya.
Ia berpesan agar masyarakat tidak perlu resah dan mengucilkan orang yang positif COVID-19, karena orang yang positif corona bukan sebuah aib, sehingga harus dijauhi apalagi dikucilkan.
"Virus ini bisa disembuhkan, dengan perilaku hidup bersih dan sehat, tidak stres, tetap menjaga imun tubuh dan selalu menaati imbauan pemerintah," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti