FK UHAMKA Bahas Covid-19 Bersama 4 Ahli dari Luar Negeri

Kamis, 18 Juni 2020 – 22:34 WIB
Ilustrasi virus corona. Foto: Pixabay

jpnn.com, JAKARTA - Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka (FK UHAMKA) membahas tuntas permasalahan virus corona (Covid-19).

Hal itu dikaji dalam webinar internasional yang mengangkat tajuk Tinjauan Covid-19 dari Aspek Biomelekuler, Fisik Mental dan Aspek Klinis.

BACA JUGA: FK Uhamka All Out Bantu Pemerintah Lawan Virus Corona

Dekan FK UHAMKA Wawang S, Sukarya menjelaskan, pihaknya telah melakukan kerja sama dengan sejumlah negara. Di antaranya, Jepang, Malaysia dan Belanda.

“Untuk itu dalam seminar internasional virtual ini, kami mengundang mereka untuk menjadi pembicara,” jelasnya, Kamis (18/6).

BACA JUGA: UHAMKA Dapat Kado Akhir Tahun dari Kemenristek Dikti

Menurut Wawang, kerja sama yang dilakukan tak hanya bidang pendidikan, tapi juga penelitian dan penyelenggaraan seminar serta simposium.

“Kami harapkan dari kerja sama ini bisa meningkatkan kualitas keilmuan dan kualitas penelitian FK UHAMKA. Khusus dalam seminar virtual yang pembicaranya dari empat negara ini kita ingin mengungkap lebih jauh tentang Covid-19,” jelasnya.

Wawang mengatakan sangat menarik apabila covid-19 dibahas dari segala hal dari para ahli di bidangnya.

Webinar internasional tersebut menghadirkan para pakar luar negeri dari Jepang, Malaysia dan Belanda. Mereka yang menjadi pembicara adalah Profesor Takashi Yashiro dari Jichi Medical University Jepang, Profesor Kazutaka Aonuma Universitas Tsukuba Jepang, Profesor Dato 'Ariff bin Osman International Islamic Univesity Malaysia, dan Dr. Lailana Purvis, Msc, OHS, dari Groningen Belanda.

Sedangkan yang menjadi moderator adalah Prof. Hamed Oemar. Peserta webinar diikuti 446 peserta dari akademisi, professional dan mahasiswa baik yang mengikuti acara lewat webinar atau via YouTube.

Agenda ini dihelat selama 3 jam , yakni pada hari Sabtu, 13 Juni 2020 mulai pukul 2 siang- 5 sore.

Dalam paparannya, Dr. Lailana Purvis spesialis Kesehatan kerja dan asuransi asal Belanda, menyampaikan data per 12 Juni 2020, di Belanda ada 48.251 kasus dengan tes positif dan total kematian 6.044 jiwa.

Selain itu ada 17.104 pekerja yang terinfeksi sekitar 35 persen dan dari 529 dirawat terdapat 11 kematian dengan 7 di antaranya memiliki 7 penyakit kronis.

Menurut Dr. Lailana, dampak dan masalah psikologis yang timbul adalah ketidakpastian, ketakutan, distres. Kemudian pertolongan yang dianggap kurang, isolasi sosial, kesepian, korban kekerasan, pelecehan anak-anak, dan masalah ekonomi.

“Timbul juga masalah kejiwaan yang lebih berat seperti stress paska trauma, depresi, cemas, bahkan bisa memberat sampai skizopren. Ada pula kasus bipolar, psikosis dan lainnya,” paparnya.

Dia memberi tips agar aman, di antaranya, tetap di rumah, menjaga kesehatan, menjaga hubungan via telepon, terus berpikir, dan bertindak positif.

Profesor Dato Arif dari Malaysia menyampaikan bahwa prosedur efektif jangan diberlakukan pada pasien-pasien ada gejala simpotomatik covid-19, dicurigai terinfeksi atau mengidap Covid-19 dan masih bisa menularkan Covid-19 setelah dianggap sembuh dari infeksi.

Diperkirakan risiko tinggi untuk terjadinya sakit dan kematian perioperatif, mendapat tindakan umum yang menimbulkan aerosol.

“Dalam penanganan dan penanggulangan Covid 19 harus ada leader yang baik, tanpa leader yang baik sama seperti kapal tanpa kapten kapal. Di rumah sakit dilakukan pelatihan-pelatihan pencegahan dan pengendalian infeksi, juga memiliki SOP yang jelas,” saran Prof. Dato.

Profesor Kazutaka Aonuma yang merupakan dokter Spesialis Jantung dari Universitas Tsukuba Jepang memaparkan bahwa penyakit ini sangat berkorelasi dengan usia dan BMI setiap pasien.

BMI menekan kondisi fisik yang mendasarinya, termasuk komorbiditas seperti tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, Dislipidemia, Penyakit Kardiovaskular, dan lain-lain.

Pada obesitas, infeksi virus akan lebih serius. Prognosis pasien dapat dinilai dari faktor hiperkoagulasi yakni dari pemeriksaan D-dimer dan troponin dimana peningkatan dalam kedua hasil memberikan perkiraan kondisi pasien memburuk.

Sementara itu, Profesor Yashiro dari Jichi Medical University Jepang, ahli anatomi ini lebih khusus membahas efek Covid-19 dari perspektif tingkat sel.

Menurutnya banyaknya pasien yang telah terinfeksi tanpa gejala, menunjukkan gejala infeksi pernapasan atas. Ada pula pasien yang menunjukkan gejala sedang atau serius, sehingga timbul masalah terbesar bahwa banyak pasien yang jatuh dalam disfungsi pernapasan, terminal akhir kehidupan.

“Jenis sel yang jadi target virus Covid-19 adalah reseptor SARS-CoV-2 ACE2 yaitu gen yang distimulasi interferon dalam sel epitel saluran napas manusia,” jelasnya.

Hal ini dapat dideteksi pada subset sel spesifik di seluruh jaringan dan sel-sel target adalah sel-sel piala (mensekresi) saluran hidung, pneumosit Tipe II (sel alveolar tipe II, sel alveolar besar) di paru-paru, dan sel epitel serap (enterosit) di usus.

Ia menambahkan, protein “lonjakan” virus berikatan dengan reseptor pada sel yang dikenal sebagai enzim pengubah angiotensin 2 (ACE2).

Selain itu, protein manusia, enzim yang disebut TMPRSS2, membantu mengaktifkan protein lonjakan coronavirus, sehingga dapat masuk sel.

Pengikatan dan aktivasi gabungan memungkinkan virus masuk ke sel host. Ditemukan juga tiga jenis sel di atas adalah sel inang untuk virus.

“Virus ini pertama kali menempel pada dinding saluran hidung dan tenggorokan, banyak sel corona di mukosa hidung, menyebabkan pengeluaran lendir, dan timbul gejala batuk, demam, sakit tenggorokan sekitar 60-90 persen,” ujarnya.

Menurut Prof. Yashiro, jika sel-sel corona dinonaktifkan dan lendir tidak dikeluarkan, gejala ini tidak dapat terlihat. Gejala diare, mual, muntah dapat terjadi pada 50 persen kasus.

“Jadi, pasien dalam keadaan seperti itu sebaiknya berhenti makan peroral. Adanya gangguan penyerapan menyebabkan pasien bisa dehidrasi sehingga diperlukan cairan pengganti dan nutrisi melalui infus,” tutur Prof Yashiro, yang juga guru besar (Visiting Professor) FK UHAMKA.

“Kita harapkan dengan webinar ini bisa memberi masukan bagi semua pihak. Terkait kerjasama dengan mereka kami juga berharap kualitas FK UHAMKA bisa meningkat dan bisa mengejar saudara-saudara FK di kampus lainnya yang sudah puluhan tahun bahkan ratusan tahun,” ujar Wawang. (Jos/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler