LONDON--Untuk pertama kalinya, para ilmuwan mengungkapkan strain baru flu burung H7N9 yang telah menewaskan 36 orang di China, resistan atas obat-obatan seperti Tamiflu.
"Dalam beberapa kasus, virus ini tahan terhadap penggunaan Tamiflu," ungkap para ilmuwan dalam laporan yang dirilis The Lancet Medical Journal seperti dilansir asiaone (28/5).
Dijelaskan, dokter dari Shanghai dan Hong Kong, melaporkan tiga dari 14 pasien dengan virus H7N9 yang dipelajari secara rinci, tidak menanggapi inhibitor neuraminidase - kelompok obat-obatan, termasuk Tamiflu, yang saat ini dikenal sebagai pilihan pengobatan serangan flu unggas.
Pada satu pasien, mutasi gen bertanggung jawab atas resistensi yang muncul setelah terkena infeksi. Dampak resistensi pengobatan Tamiflu, dikhawatirkan terjadi sebagai akibat dari terapi obat.
Oseltamivir sendiri adalah obat antiviral, sebuah inhibitor neuraminidase yang digunakan dalam penanganan influensa A dan B, dan banyak dikenal sebagai obat yang dianjurkan untuk menangani flu burung. Oseltamivir dikembangkan oleh Gilead Sciences dan saat ini dijual Roche dengan merek dagang Tamiflu®.
Di Indonesia, pemerintah mempunyai hak istimewa untuk memroduksi Tamiflu, namun hanya untuk keperluan pemerintah, bukan komersial. (Esy/jpnn)
"Dalam beberapa kasus, virus ini tahan terhadap penggunaan Tamiflu," ungkap para ilmuwan dalam laporan yang dirilis The Lancet Medical Journal seperti dilansir asiaone (28/5).
Dijelaskan, dokter dari Shanghai dan Hong Kong, melaporkan tiga dari 14 pasien dengan virus H7N9 yang dipelajari secara rinci, tidak menanggapi inhibitor neuraminidase - kelompok obat-obatan, termasuk Tamiflu, yang saat ini dikenal sebagai pilihan pengobatan serangan flu unggas.
Pada satu pasien, mutasi gen bertanggung jawab atas resistensi yang muncul setelah terkena infeksi. Dampak resistensi pengobatan Tamiflu, dikhawatirkan terjadi sebagai akibat dari terapi obat.
Oseltamivir sendiri adalah obat antiviral, sebuah inhibitor neuraminidase yang digunakan dalam penanganan influensa A dan B, dan banyak dikenal sebagai obat yang dianjurkan untuk menangani flu burung. Oseltamivir dikembangkan oleh Gilead Sciences dan saat ini dijual Roche dengan merek dagang Tamiflu®.
Di Indonesia, pemerintah mempunyai hak istimewa untuk memroduksi Tamiflu, namun hanya untuk keperluan pemerintah, bukan komersial. (Esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Tewas Pertama Coronavirus di Perancis
Redaktur : Tim Redaksi