JAKARTA - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro menilai kekalahan calon gubernur incumben Fauzi Bowo pada pilkada DKI putaran pertama telah membuatnya berubah menjadi rendah hati. Hal ini terlihat dari gencarnya Foke melakukan buka puasa dan tarawih bersama warga Jakarta.
Menurut Siti, pada putaran pertama Foke terlalu percaya diri akan statusnya sebagai incumbent. Kepercayaan diri berlebihan itu membuat gubernur berkumis itu merasa tak perlu berinteraksi dengan warga.
"Foke kurang perhatian pada warga. Ia terlalu percaya diri dan beranggapan bahwa sebagai incumbent ia sangat dikenal warga Jakarta dan memiliki elektabilitas tinggi seperti yang diprediksi oleh sejumlah lembaga survey," ujar Siti lewat pesan singkat kepada pers di Jakarta, Rabu (1/8).
Sikap Foke yang cuek tercermin dalam strategi kampanye di putaran pertama. Dalam berbagai kesempatan, baik acara debat atau temu warga, Foke lebih sering diwakili pasangannya, cawagub Nachrowi Ramli. Tercatat dari 14 hari kesempatan kampanye yang diberikan KPU DKI, hanya satu hari saja yang dimanfaatkan Foke untuk berkampanye tatap muka langsung dengan warga.
Namun hasil pilkada DKI putaran pertama yang menempatkan dirinya di posisi kedua memaksa Foke untuk mengubah strateginya. Menurut Siti, jelang putaran dua Foke diprediksi akan berusaha untuk lebih dekat dengan rakyat.
"Ketika di putaran pertama kalah, baru sadar bahwa dia butuh rakyat," imbuh Siti. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kampanye Berbau SARA Bisa Dipidana
Redaktur : Tim Redaksi