Fokker 27 Sudah 20 Kali Celaka

Jumat, 22 Juni 2012 – 11:02 WIB
JAKARTA - Kecelakaan Fokker 27 di Halim Perdanakusumah, Kamis (21/6) kemarin, menggenapi jumlah insiden yang dialami pesawat buatan Belanda itu menjadi 20 kali. Sejak dibuat 1958 dan digunakan pertama kali oleh Aer Lingus pada November 1958, sebenarnya Fokker 27 banyak digunakan di beberapa negara.

Laman Wikipedia mencatat, kecelakaan pertama kali pesawat dengan dua baling-baling itu terjadi pada 10 Juni 1960 di Mackay, Qeensland, Australia. Saat itu, Fokker 27 milik Trans Australia Airlines jatuh dan menewaskan 29 penumpang. Insiden itu tercatat sebagai peristiwa kecelakaan pesawat terburuk saat itu.

Berselang sekitar 10 tahun kemudian, Fokker 27 milik Pakistan International Airlines (PIA) jatuh saat lepas landas dari Islamabad. Insiden yang terjadi pada 6 Agustus 1970 itu menewaskan 30 orang.

Masih di Pakistan, lagi-lagi Fokker 27 milik PIA dengan nomor penerbangan 631 jatuh pada 8 Desember 1972 yang menewaskan 26 jiwa. Demikian pula dengan insiden 20 Februari 2003, ketika Fokker 27 milik AU Pakistan yang celaka hingga menewaskan  Kepala Staf AU Pakistan Marshal Mushaf Ali Mir dan istrinya, serta 15 penumpang lainnya.

Sedangkan pada 10 Juli 2006, lagi-lagi Fokker 27 milik PIA yang membawa 45 penumpang jatuh sekitar tiga menit setelah take off dari Bandara Muttan. Tak ada korban selamat dalam peristiwa yang diduga akibat terbakarnya mesin pesawat itu.

Pada 15 September 1928, Fokker 27 milik Angkatan Udara Filipina jatuh hingga menewaskan 15 dari 24 penumpangnya. Insiden itu merenggut 17 korban jiwa yang ada di darat karena tertimpa pesawat.

Pada 4 Agustus 1984, pesawat serupa milik Angkatan Udara Nigeria juga celaka dan menewaskan 30 penumpangnya. Pesawat itu membawa delegasi pemerintah dan militer untuk misi diplomatik.
 
Sedangkan Fokker 27 yang dioperasikan Biman Airlines Bangladesh, jatuh pada 26 Mei 1980 yang merenggut 45 penumpang dan empat awaknya. Pesawat yang jatuh di dekat Bandara Shahjalal itu dipiloti Kaniz Fatima Roksana yang tercatat sebagai pilot perempuan pertama di Bangladesh.
 
Namun kecelakaan terburuk dari sisi korban jiwa dialami Fokker 27 milik Sudan Airways pada 16 Agustus 1986. Saat itu pesawat yang membawa 60 penumpang ditembak jatuh oleh Gerilyawan Pembebasan Liberia (SPLA).

Kecelakaan buruk lainnya yang membawa banyak korban jiwa ketika Fokker 27 PIA  dengan 54 penumpang hilang setelah meninggalkan Bandara Gilgit di sebelah utara Pakistan. Bahkan puing pesawat naas itu tak pernah ditemukan.
 
Peru juga pernah mengalami pengalaman buruk dengan Fokker 27 ketika pada 8 Desember 1987 pesawat yang mengangkut tim sepakbola Alianza Lima jatuh di ibu kota negara, Lima. Seluruh anggota tim Alianza Lima tewas akibat insiden itu.
 
Sedangkan di Argentina, pada 8 November 1995 Fokker 27 milik Angkatan Udara Argentina jatuh di Gunung Champaqui, Cordoba yang menewaskan 52 penumpangnya. Kebanyakan dari korban tewas dalam insiden itu adalah anak-anak.

Sementara pada 20 November 2003, Fokker 27 milik Laoag International Airlinse jatuh di Manila Bay. 19 dari 34 penumpang di pesawat meninggal.

Di Indonesia, kecelakaan Fokker 27 milik TNI AU hari ini bukanlah yang pertama kali. Pada 6 April2009, Fokker 27 milik TNI AU mengalami kecelakaan di Lanud Atang Sanjaya, Bandung akibat cuaca buruk. Pesawat menabrak hanggar hingga menelan 24 korban jiwa.(dni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesawat Sepuh TNI AU Jatuh

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler