jpnn.com, JAKARTA - Pengelolaan sampah dan limbah merupakan langkah penting bagi perusahaan untuk menunjukkan komitmennya dalam nilai-nilai ekonomi berkelanjutan.
Hal ini juga sejalan dengan upaya yang dilakukan pemerintah dalam kampanye tentang lingkungan serta pembangunan ekonomi di masa depan.
BACA JUGA: Industri Properti Bergerak Dinamis, LPKR Memperluas Penawaran Produk Baru Harga Terjangkau
"Sebagai platform real estate dan layanan kesehatan terkemuka di Indonesia, kami berkomitmen untuk meminimalkan limbah dengan meningkatkan upaya Reduce, Reuse, Recycle (3R)," kata Group CEO PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) John Riady di Jakarta, Rabu (20/11).
Inisiatif ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk staf, pengunjung, penyewa, dan penghuni.
BACA JUGA: LPKR Raih Pra Penjualan Rp 4,25 Triliun, Tumbuh 26 Persen Dibandingkan Tahun Lalu
Pada 2023, LPKR berhasil mengalihkan 3.200 ton sampah di seluruh unit bisnisnya.
"Kami menekankan pentingnya pencegahan dan pengurangan limbah dalam setiap aktivitas operasional termasuk aturan yang melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai di provinsi, seperti Jakarta, dan Bali, melalui kerja sama dengan penyewa dan pengunjung," ungkapnya.
BACA JUGA: Sektor Properti Indonesia Bertumbuh, LPKR Pacu Penjualan Produk Andalan
Perusahaan menyadari urgensi mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai.
Sebagai contoh, unit bisnis Aryaduta Hotel telah beralih dari wadah plastik sekali pakai untuk sabun, sampo, dan kondisioner ke sistem isi ulang yang lebih ramah lingkungan.
"Kami juga aktif mengalihkan limbah dari tempat pembuangan akhir melalui berbagai inisiatif daur ulang," ujarnya.
Salah satu inisiatif tersebut adalah pengelolaan limbah anorganik di propertinya, di mana LPKR bekerja sama dengan pengepul sampah untuk memisahkan material yang bisa didaur ulang, seperti plastik, kertas, karton, aluminium, dan botol kaca.
Selain itu, LPKR sedang melakukan studi untuk mengukur limbah minyak goreng bekas (UCO) di beberapa properti untuk dikumpulkan oleh vendor daur ulang UCO.
Untuk limbah organik, LPKR melaksanakan pengomposan limbah lanskap yang menghasilkan pupuk berguna untuk kegiatan lain.
"Beberapa unit bisnis juga merintis pengomposan skala kecil untuk mengolah limbah makanan di lokasi, kami juga menjajaki alternatif pengomposan menggunakan larva Black Soldier Fly," terangnya.
Di bidang limbah medis, unit bisnis Siloam Hospitals mendaur ulang berbagai jenis limbah medis, termasuk jarum suntik, botol bahan kimia, kantong infus, dan kemasan disinfektan, setelah melalui proses sterilisasi sesuai standar regulasi.
Siloam Hospitals juga berkomitmen untuk mengembalikan obat-obatan yang sudah kadaluarsa kepada vendor farmasi.
"Ini kontribusi terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat, serta menunjukkan komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan," pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Mesyia Muhammad