JAKARTA - Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang mengatakan tidak lengkap kalau Wa Ode Nurhayati dengan Angelina Sondakh tidak disandingkan untuk mengungkap mafia anggaran di DPR.
"Rasanya kurang lengkap kalau Wa Ode Nurhayati tidak disandingkan dengan Angelina Sondakh untuk mengungkap mafia anggaran di DPR," kata Sebastian Salang, di gedung DPR Nusantara III, Senayan Jakarta, Kamis (16/2).
Kalau aparat penegak hukum dan DPR berkomitmen untuk memberantas korupsi, menurut Sebastian Salang kedua "Srikandi" ini pantas untuk disandingkan karena diduga memiliki karakter yang berbeda dalam melakukan perannya.
"Wa Ode getol bicara permainan anggaran di DPR hingga banyak pihak di DPR yang tidak senang dengan pernyataan Wa Ode hingga dijadikan musuh bersama. Wa Ode telah menimbulkan ketakutan secara massif di kalangan anggota DPR," kata Sebastian.
Sementara Angelina Sondakh, menurut Sebastian, adalah sosok yang mudah masuk ke semua lini di DPR. Karena itu Angelina perlu dilindungi karena punya banyak teman di DPR.
Perbedaan perlakuan itu juga menjalar ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Begitu Wa Ode Nurhayati ditetapkan jadi tersangka langsung ditahan sementara Angelina Sondakh meski sudah berstatus tersangka tapi KPK tidak menahannya," kata Sebastian Salang.
Terhadap perbedaan perlakuan ini, Sebastian menduga jangan-jangan KPK terlibat dengan konspirasi ini.
"Apakah KPK terlibat juga dengan konspirasi ini? Itu sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab," kata Sebastian.
Sungguhpun demikian, Sebastian berharap agar penggeledahan dan penyitaan sejumlah dokumen di ruang Banggar DPR akan dijadikan pintu masuk oleh KPK untuk membongkar mafia anggaran di DPR. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Calon TKI Wajib Ikut Uji Kompetensi
Redaktur : Tim Redaksi