jpnn.com, JAKARTA - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengapresiasi pernyataan Presiden Joko Widodo yang ingin merampungkan sekitar 5 juta vaksinasi guru, dosen, dan tenaga kependidikan (tendik) pada Juni 2021.
Namun, menurut Kepala Bidang (Kabid) Advokasi Guru P2G, Iman Zanatul Haeri, sampai awal Maret 2021, para guru dan tendik di berbagai daerah mengeluhkan lambatnya proses vaksinasi guru dan tendik.
BACA JUGA: DPR Sarankan Presiden Jokowi Lobi Raja Salman soal Kepastian Haji 2021
“Laporan yang kami terima dari Kab. Kep. Simeulue, Aceh, para guru bahkan belum mendapatkan informasi apa pun terkait vaksinasi guru dan tendik," ungkap Iman, Senin (15/3)
Sementara para guru di Kab. Berau, Kalimantan Timur, dan Kab. Kep. Sangihe, Sulawesi Utara melaporkan, sama sekali belum ada guru dan tendik yang divaksinasi.
BACA JUGA: Jokowi Minta Menpora Siapkan Desain Besar Olahraga Nasional, Hambalang Jadi Target
"Sedangkan di Kab. Pandeglang, Banten, baru satu guru yang divaksinasi. Tapi kebanyakan hanya mengisi kuisioner saja,” lanjut guru SMA ini.
Iman menegaskan, bila vaksinasi guru dan tendik berjalan lambat, maka target Presiden Jokowi dan Mendikbud Nadiem Makarim tidak akan tercapai. Padahal bulan Juni tinggal sekitar 90 hari lagi. Sebab terpotong 1 bulan ramadan yang mungkin saja vaksinasi terkendala puasa.
BACA JUGA: PDIP Sebut Langkah Jokowi Sebagai Politik Berdikari
"Jika dihitung, maka setiap hari seharusnya ada 55 ribu guru, dosen, dan tendik yang divaksinasi secara nasional," ucapnya.
Dia mengeluhkan, masih kurangnya sosialisasi mengenai proses vaksinasi bagi guru dan tendik sampai awal Maret ini. Guru dan tendik masih kebingungan bagaimana caranya, prosesnya, lokasinya, dan tahapannya.
"Kami meminta Mas Menteri tidak buru-buru menerapkan sekolah tatap muka Juli mendatang," tandas Iman. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad