jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Santri Indonesia (DPP FOKSI) Muhammad Natsir Sahib (Cak Natsir) telah menemui pegiat media sosial Ferdinand Hutahaean di Jakarta Selatan, Jumat (7/1).
Natsir bermaksud mengklarifikasi kepada Ferdinand Hutahaean soal twitnya di akunnya media sosial di Twitter @FerdinandHaean3 yang telah membuat gaduh publik.
BACA JUGA: Sudah Mualaf tetapi KTP Nonmuslim, Ferdinand Buka Suara, Ternyata
Dia menceritakan saat menemui Ferdinand, eks politisi Partai Demokrat itu turut didampingi kuasa hukumnya Theo Cosner.
Kepada Natsir, Ferdinand membantah ihwal cuitan 'Allahmu lemah' bertujuan untuk mengomentari agama dan kepercayaan tertentu.
BACA JUGA: Ada yang Kenal Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang? Cermati Sketsanya
Dia juga menyayangkan tidak adanya sikap tabayun dari publik kepada Ferdinand hingga isu dugaan penodaan agama ini menjadi buah bibir masyarakat.
"Bahwa hasil pertemuan dengan Ferdinand Hutahaean, DPP FOKSI menyimpulkan tidak ada indikasi penistaan agama apalagi upaya menistakan agama," kata Cak Natsir dalam keterangannya, Sabtu (8/1).
BACA JUGA: Jhon Menyewa PSK, Janjian, Langsung Beraksi
Dia menilai Ferdinand tidak mungkin melakukan penistaan agama. Sebab, Ferdinand sudah mualaf atau memeluk Islam pada 2017 silam. Saat itu dia menikahi perempuan berdarah Minangkabau.
"Dalam pertemuan, Ferdinand mengatakan telah mualaf sejak tahun 2017. Namun dia tetap menyampaikan permintaan maaf jika kemudian cuitannya disalahartikan. Tidak ada maksud menistakan agama apa pun. Sepertinya ada pihak lain yang memelintir dan membuat perspektif yang berbeda," kata Natsir.
Dia percaya dengan alasan Ferdinand yang belakangan mengklarifikasi persoalan tengah melakukan dialog imajiner antara hati dan pikirannya di saat pria itu sedang rapuh.
"Cuitan Ferdinand adalah bentuk curahan hati. Ferdinand Hutahaean saat itu sedang mengalami sakit, dan hasil dari curahan hati tersebut terjadilah cuitan," ujarnya.
"Isu mengenai sakitnya Ferdinand sudah ditunjukkan tadi. Dia juga menunjukkan bukti secara valid dan apa adanya," sambung Natsir.
DPP FOKSI lantas berpandangan ada kelompok-kelompok tertentu yang sengaja membuat masyarakat menjadi marah dan hendak memecah belah bangsa Indonesia, memanfaatkan twit Ferdinand.
DPP FOKSI menyayangkan kegaduhan yang ditimbulkan oleh Ketua Komite Pemuda Nasional Indonesia (KNPI) Haris Pertama yang diketahui melaporkan Ferdinand ke polisi.
"Sangat disayangkan dia sebagai salah satu aktor yang menciptakan kegaduhan yang luar biasa ini. Saya meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak memakan isu provokatif yang diciptakan Haris Pertama," tuturnya.
Kendati demikian, Cak Natsir menegaskan bahwa DPP FOKSI tetap menghormati proses hukum yang terjadi, namun, dia meminta agar kepolisian dapat menjalankan tugas sebagai penegak hukum secara profesional.
"Kepolisian dapat memanggil saksi ahli dan menilai, apakah cuitan Ferdinand bertujuan untuk menistakan agama, atau justru ada pihak lain yang kemudian memelintir maksud dari cuitan Ferdinand tersebut. Pasti akan ketahuan siapa sebenarnya yang membuat kegaduhan, kebenaran akan menunjukkan dirinya," jelasnya.
Ketum FOKSI mengharapkan aparat kepolisian menegakkan hukum berdasarkan fakta dan aturan perundang-undangan, bukan karena desakan ataupun opini dari kelompok tertentu.
"Kami meminta kepolisian untuk tidak termakan oleh desakan opini kelompok tertentu yang diciptakan oleh Haris Pratama dan kelompok lainnya yang membenci keberagaman, dan bahkan menginginkan kegaduhan di masyarakat," katanya.
Tak sampai di situ, Cak Natsir juga meminta agar Ketua KNPI Haris Pertama bertanggung jawab atas kegaduhan tersebut.
"Haris harus bertanggung jawab atas narasi-narasinya yang dapat menyebabkan kegaduhan di masyarakat. Saya berpandangan bahwa Haris sengaja memanfaatkan opini ini untuk kepentingan pribadinya," ucap Cak Natsir. (rhs/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti