jpnn.com - AIMAS - Tawuran pecah di Jalan Nangka D, Kelurahan Mawili, Aimas, Kabupaten Sorong, Papua Barat. Sebanyak 25 siswa dari tiga sekolah, digiring ke Mapolres Sorong.
Para pelajar didata dan diberi pengarahan oleh polisi karena diduga menjadi pentolan dalam tawuran antarsekolah. Sebagai hukuman, para siswa yang diamankan diminta untuk berjalan jongkok mengitari halaman Mapolres.
BACA JUGA: Maling Ayam Naik ke Atap, Ayam Lepas, Tersangka Ditangkap
Para pelajar tersebut dibina dengan menyanyikan beberapa lagu nasional sambil hormat di depan tiang bendera.
Tawuran yang terjadi pada Jumat (11/11) itu sendiri melibatkan SMKN 1 Aimas, SMAN 2 Aimas dan SMA YPK Bethel Aimas. Gara-garanya cukup sepel, karena dipicu status di facebook dari salah satu pelajar yang mengandung unsur tantangan.
BACA JUGA: Menginap di Tegal, Warga Bogor Tewas di Kolong Tempat Tidur
Diduga, salah satu pelajar SMKN 1 Aimas mengupload foto Kepsek SMA N 2 Aimas dan menulis status berupa tantangan untuk tawuran.
Tidak terima, puluhan siswa SMAN 2 Aimas lalu menanggapinya dan menyambut tantangan itu. Puluhan siswa yang tak terima foto Kepseknya diupload disertai status tantangan tawuran kemudian menghubungi puluhan siswa SMA YPK Bethel Aimas.
BACA JUGA: Potensial jadi Kawasan Wisata, Bandara Nusawiru Harus Dikembangkan
Puluhan siswa dari dua sekolah itu sepakat untuk berkumpul sepulang sekolah dan mengadang siswa SMKN 1 Aimas, terutama pemilik akun facebook.
Tawuran pecah, puluhan siswa terlibat perkelahian. Akibat perkelahian ramai-ramai itu, beberapa siswa mengalami luka-luka. Keributan mengundang aparat kepolisian yang akhirnya mendatangi lokasi untuk mengamankan situasi dan membubarkan aksi.
Polisi yang datang dengan mobil patroli sempat terlibat kejar-kejaran dengan siswa yang terlibat tawuran. Dari pengejaran itu, polisi mengamankan 25 pelajar dan dua unit motor milik pelajar yang ikut diamankan di Mapolres.
Kepada Radar Sorong, Kapolres Sorong AKBP Rudy Prasetyo menjelaskan, beberapa siswa tersebut memang tertangkap basah melakukan tawuran, sepulang jam sekolah.
“Kami harapkan peran serta orang tua murid dan guru untuk mengawasi tingkah laku siswa, di dalam maupun di luar lingkungan sekolah,” ujarnya. (nam/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengejutkan! Inilah Pengakuan Ustad Setelah Merukiah Rumah Berhantu Itu
Redaktur : Tim Redaksi