FPCI dan Global Citizen Berkolaborasi Cari Solusi Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem

Jumat, 16 September 2022 – 08:10 WIB
FPCI dan Global Citizen bekerja sama penyelenggaraan Global Town Hall. Foto: dok FPCI

jpnn.com, JAKARTA - Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) mengumumkan menjalin kolaborasi dan kerja sama dengan organisasi advokasi internasional Global Citizen.

Global Citizen akan menjadi penyelenggara acara tahunan Global Town Hall (GTH) pada 5 November 2022 dengan sejumlah tujuan kerja.

BACA JUGA: Pemprov Jateng Targetkan Mengentaskan Kemiskinan Ekstrem pada 2024

Global Citizen memiliki kekuatan dan berpengaruh  dengan mengumpulkan suara jutaan orang secara global, yang didukung artis-artis besar dunia untuk membuat sebuah sistem perubahan melalui kerja sama dengan pemerintahan, filantropi dan perusahaan demi perubahan kebijakan dan pendanaan untuk menanggulangi kemiskinan ekstrem.

Melalui advokasi dan inisiatif ini di Global Citizen Festival, organisasi tersebut telah menolong distribusi pendanaan lebih dari USD 41,4 miliar pada sejumlah partner NGO di dunia untuk membantu lebih dari 1,15 juta orang.

BACA JUGA: Gus Halim: Data Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem Siap Digunakan

Mengambil bagian dari kampanye penyelesaian kemiskinan ekstrem 2022, Global Citizen meminta event seperti G7, G20, dan pemerintahan lainnya mengusung komitmen baru termasuk di dalamnya investasi USD 600juta untuk kehidupan kaum perempuan dan anak-anak, membantu pendanaan USD10 miliar untuk kemiskinan, mengirimkan bantuan USD500 juta untuk petani Afrika yang terkena dampak krisis pangan dunia.

Selain itu, meminta alokasi kembali IMF Special Drawing Rights untuk memberi dukungan ekonomi darurat sembari memberikan pengakuan atas pentingnya perubahan berkelanjutan dengan kerja sama antara publik dan aktivis advokas dalam mengubah garis depan masyarakat agar tidak terjadi kejadian serupa.

BACA JUGA: BUMDes Salah Satu Kunci Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem

“Global Citizen bangga bisa menjadi partner FPCI untuk menguatkan suara publik dalam membahas masalah besar global yang terjadi di antaranya dampak ekonomi yang hancur akibat invasi Ukraina,  mempercepat aksi perubahan iklim, mengurangi kemiskinan ekstrem. Kerja sama antara The Global Town Hall dan kampanye End Extreme Poverty NOW menginspirasi kami untuk bergabung dalam ikhtiar dan usaha keras. Kami berkomitmen untuk mengerahkan dan menjamin pemerintahan di mana pun untuk mendengar Global Citizen di dunia dan mendorong upaya mereka atas penyelesaian isu-isu yang terjadi saat ini," ujar Michael Sheldrick, Co-Founder and Chief Policy, Impact, and Government Affairs Officer.

Global Citizen bekerja sama dengan FPCI untuk event Global Town Hall  tahun ini dengan tujuan mendapatkan lebih banyak lagi pendukung di seluruh dunia.

Sejak 2020, FPCI telah berinisiatif dan memimpin konsorsium internasional kelompok pemikir dan organisasi masyarakat dari berbagai negara untuk berkumpul bersama dalam Global Town Hall. Dalam hal ini, dunia bagian utara, selatan, timur, barat bertemu bersama pemimpin dunia dan mendorong pemikiran-pemikiran dengan masyarakat global.

"Dunia kita mengalami penurunan begitu dalam dan meskipun mengurangi semangat untuk dialog secara global, tetapi itu penting untuk dibahas oleh seluruh dunia dan membuat suara mereka didengar dalam dialog dan debat. Itulah pentingnya Global Town Hall, pertemuan sejati antara Timur-Barat, Selatan, Utara dunia untuk mempertemukan satu pikiran dengan menyertakan kelompok pemikir, NGO, CSOs dan universitas membahas isu yang sedang terjadi," ujar pendiri sekaligus Ketua FPCI Dino Patti Djalal.

Menurut Dino, The Global Town Hall adalah tempat di mana tidak ada monopoli pemikiran, semuanya berdiskusi terikat pada satu keputusan untuk memperbaiki dunia.

Dalam kegiatan Global Town Hall,  masyarakat dari berbagai belahan dunia berkumpul mendiskusikan isu-isu terkini global dalam 15 jam sesi diskusi maraton

Tahun ini, Global Town Hall akan diselenggarakan dengan mengangkat tema  “Sustaining Peace and Development in a Divided and Dangerous World”.

Sejak awal diselenggarakan, Global Town Hall telah mengumpulkan lebih dari 12 ribu orang dari 120 negara untuk membahas masalah global East-West and North-South.

Konferensi itu dihadiri presiden dari European Commission, Menteri Luar Negeri Indonesia, Australia, China, Uni Eropa, Arab Saudi, Paris, Afrika Selatan India, dan Russia sebagai bagian dari pemimpin berbagai organisasi internasional. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler