Freddie Mercury, Majusi dan Asma Allah di Jagat Rock

Kamis, 05 September 2019 – 22:00 WIB
Freddie Mercury dalam salah satu aksi panggungnya bersama Queen. Foto: Instagram/officialqueenmusic

jpnn.com - Lagu Bohemian Rhapsody karya Queen dalam beberapa hari terakhir ini makin sering terdengar jelang tanggal kelahiran Freddie Mercury. Filmnya dengan judul yang sama sejak 24 Agustus lalu juga tayang saban hari di saluran televisi berbayar.

Ayatollah Antoni

BACA JUGA: Bohemian Rhapsody jadi Tembang Terfavorit saat Bersedih

Bo Rhap -akronim untuk Bohemian Rhapsody- seperti sudah ditakdirkan menjadi magnum opus yang kekal. Lagu dengan durasi 5 menit 55 detik itu mampu membuat orang yang baru pertama kali mendengarnya langsung kesengsem sekaligus bertanya tentang maknanya.

Setahun lalu, bocah yang masih duduk di bangku kelas II sekolah dasar langsung gandrung dengan Bohemian Rhapsody. Salah satu penyebabnya ialah penyebutan ‘bismillah’ pada sesi opera di lagu dari album bertitel A Night at The Opera yang dirilis pada 1975 itu.

BACA JUGA: Westlife Nyanyikan Lagu-lagu Queen di Candi Borobudur

“Kok ada bismillah-nya?” ujar bocah kelahiran 2011 itu sembari memelototi subtitle YouTube di layar ponsel.

Asma Allah dalam lagu Queen tidak hanya ada di Bo Rhap. Lagu Mustapha Ibrahim dari album Jazz juga memuat lirik yang menyebut Allah, Mochamut (banyak yang menganggapnya sebagai nama yang merujuk Muhammad), serta ucapan salam khas muslim.

Mustapha -lazimnya untuk nama anak laki-laki- bermakna yang terpilih. Ibrahim -seperti sudah jamak diketahui- merupakan nama nabi pembawa agama samawi.

Penyebutan asma Allah hingga assalamualaikum di jagat musik cadas tak terlepas dari sosok Freddie. Pengalaman hidup musisi dengan nama lahir Farrokh Bulsara itu membuatnya kaya akan kosakata, termasuk yang berbau Arab.

Zanzibar

Bomi Bulsara adalah kasir bagi pemerintah Inggris di Pengadilan Tinggi Zanzibar. Pria berdarah Persia itu beristrikan Jer Behranji.

Bomi memperoleh nama Bulsara dari tempat kelahirannya di Bulsar, sebuah kota di sebelah utara Mumbay, India. Pada Kamis, 5 September 1946, pasangan suami istri itu dikaruniai momongan yang akhirnya dikenal dengan nama Freddie Mercury.

Bomi memberikan nama Farrokh Bulsara untuk bayi yang lahir di Rumah Sakit Pemerintah Zanzibar itu. Zanzibar -sebuah pulau di sebelah timur pesisir Afrika- merupakan protektariat Britania Raya.

Di Zanzibar pula Freddie setidaknya mengenal hal-hal berbau Arab. Gedung tempat ayahnya berkantor adalah sebuah bangunan bernama Bait al-Ajaib peninggalan Sultan Sayyid Barghash pada pengujung abad ke-19.

Meski demikian orang tua Freddie adalah penganut Zoroastrianisme atau Majusi, sebuah agama dari Persia Kuno. Pengarang kondang Karen Armstrong yang menulis buku Sejarah Tuhan menyebut Zoroaster sebagai pelopor Zoroastrianisme telah berjasa mengenalkan dikotomi kebaikan dan kejahatan, sebuah paradigma yang masih bertahan hingga sekarang.

Biografi berjudul Mercury karya Lesley-Ann Jones menceritakan soal Freddie yang tumbuh di lingkungan keluarga Majusi, justru sudah mengenal agama Ibrahimi saat masih berusia 5 tahun. Bomi memasukkan Freddie ke Sekolah Misionaris Zanzibar yang para gurunya biarawati Anglikan.

Misteri Bo Rhap

Yang masih jadi teka-teki adalah lirik dalam seksi opera Bo Rhap. Freddie tak pernah menjelaskan maknanya.

Namun, Lesley-Ann Jones punya penafsiran soal Bo Rhap. Sosok Scaramouche, Galileo, Beelzebub dan Figaro, tulis Lesley-Ann Jones, merupakan personifikasi dari empat personel Queen.

Memang, Scaramouche adalah sosok badut dalam commedia dell'arte pada abad ke-16. Galileo adalah astronom.

Adapun Beelzebub tak lain sosok setan yang disebut dalam Alkitab. Terakhir adalah Figaro, karakter anak kucing bertuksedo kreasi Disney.

Lesley-Ann Jones menyebut Scaramouche adalah penggambaran tentang sosok Freddie. Selanjutnya, Galileo adalah personifikasi Brian May, gitaris Queen yang menggeluti astronomi.

Beelzebub menjadi personifikasi bagi Roger Taylor sang penggebuk drum Queen yang doyan party. Terakhir, Figaro adalah penggambaran untuk basis Queen John Deacon yang pemalu.

Menurut Lesley, kata ‘bismillah’ dalam Bo Rhap memang dari Alquran. Persisnya dari kalimat bismillahir-rahmanir-rahim.

Meski demikian ada teori lain. Peter Hince dalam bukunya yang berjudul Queen Unseen menyebut Bo Rhap merupakan wujud kegandrungan Freddie akan Italia. “Semuanya tentang Italia,” tulis Hince.

Pendapat Hince didasarkan pada penggunaan kata-kata seperti Mamma mia, Galileo, Figaro dan Magnifico. Semuanya memang berbau Italia.

Hince mendedahkan, Scaramouche adalah topping pizza dari Napples. Adapun Fandango, tulisnya, merupakan pembalap Formula 1 untuk Ferrari.

Bagaimana dengan bismillah? Hince menyebut Bismillah adalah fashion designer di Milan.

Selanjutnya adalah Beelzebub. Menurut Hince, Beelzebub adalah striker Juventus.

Meski demikian makna Bo Rhap tetap menjadi misteri. “Menjelaskan semuanya akan merusak misterinya,” ujar aktor Gwilym Lee sebagai Brian May dalam salah satu adegan di film Bohemian Rhapsody.

Pada 24 November 1991, Freddie meninggal. Dia mangkat dengan meninggalkan misteri tentang Bohemian Rhapsody.

Queen sempat menjajal vokalis lain untuk menjadi pengganti Freddie. Paul Rodgers dari Bad Company pernah menjadi vokalis untuk Queen.

Saat ini ada Adam Lambert, pria kemayu yang sementara menjadi vokalis Queen. Namun, sebagaimana tulisan tentang Queen dalam Rock, A Life Story, sosok Freddie tak akan tergantikan.

“Semua orang tahu bahwa Freddie Mercury tak pernah bisa digantikan,” tulis buku dengan kata pengantar dari Brian May itu.

Akhirulkalam, perkenankan penutup dalam tembang Mustapha Ibrahim memungkasi tulisan ini: alaikum salam.(ara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler