Frenly Vs Esthon-Paul di Babak Final Pilgub NTT

Selasa, 26 Maret 2013 – 08:01 WIB
KUPANG -- Pleno rekapitulasi Pilgub NTT tingkat kabupaten/kota final, Senin, (25/3) kemarin. Ini setelah KPU Kabupaten Kupang melakukan pleno. Hasilnya, tidak ada pasangan calon yang mencapai angka kemenangan 30 persen.

Frans Lebu Raya-Benny Litelnoni (Frenly), dan Esthon Foenay-Paulus Tallo (Esthon-Paul) yang finis diurutan pertama dan kedua, berhak melaju ke putaran kedua yang diagendakan 25 Mei 2013.

Hasil pleno KPU Kabupaten Kupang yang dipimpin Ketua KPU Kabupaten Kupang, Hans Ch. Louk, di Aula Gereja Elim, Naibonat, Kecamatan Kupang Timur, pasangan Esthon-Paul memperoleh suara 67.643 (44,36 persen), Tunas 59.957 (39,32 persen), Cristal 3.427 (2,25 persen), Frenly 15.770 (10,34 persen), dan BKH-Nope 5.703 (3,74 persen).

Dengan hasil pleno tersebut, secara akumulatif perolehan suara lima pasangan calon sesuai pleno 21 KPU kabupaten/kota di NTT adalah, Esthon-Paul 515.872 (22,56 persen), Tunas 514.171 (22,49), Cristal 332.587 (14,54), Frenly 681.303 (29,80) dan BKH-Nope 242.680 (10,61).

Dengan demikian, paket Frenly dan Esthon-Paul berhak melaju ke putaran kedua. Perbedaan antara Esthon-Paul dan Tunas memang sangat tipis, yakni 0,07 persen atau selisih 1.701 suara.

Juru Bicara KPU NTT, Djidon de Haan yang dikonfirmasi mengenai hasil/data tersebut mengatakan, dirinya belum bisa memberi komentar soal data akhir karena sesuai agenda, pleno penetapan di KPU NTT baru dilaksanakan Rabu (27/3) besok.

"KPU kabupaten/kota sudah menyelesaikan pleno, dan pleno penetapan di KPU NTT akan dilaksanakan Rabu (27/3). Kita baru menyampaikan secara resmi setelah pleno penetapan," ujar Djidon.

Bagaimana tanggapan pasangan calon? Paket Frenly sebagaimana dikatakan Ketua Tim Pemenangan Frenly, Kristo Blasin kepada koran ini, Senin, (25/3) malam, pihaknya menghormati proses yang dilaksanakan penyelenggara, yakni KPU, mulai dari tingkat paling bawah hingga KPU NTT.

"Kami menghargai hasil pleno KPU sehingga kami menunggu hingga penetapan akhir oleh KPU NTT," ujar Kristo.

Ditanya kemungkinan besar dua putaran sesuai hasil pleno KPU kabupaten/kota, anggota DPRD NTT ini mengatakan, pihaknya berharap Pilgub NTT berlangsung satu putaran. "Kita tunggu bersama hasil final KPU NTT. Namun, yang paling penting adalah suasana pilgub ini tetap terjaga dengan baik, tetap aman dan damai," katanya.

Sedangkan Esthon Foenay, kepada Timor Express malam tadi (25/3) di kediaman pribadinya, di Oepura, berterima kasih kepada Tuhan atas hasil tersebut.

"Saya sangat berterima kasih kepada Tuhan. Yang pasti, mari kita tunggu pengumuman resmi KPU. Kita bersabar dan kita tenang, jangan mendahului rencana Tuhan," ujarnya tenang.

Lalu seperti apa tanggapannya terhadap fakta kalau dua kabupaten, yakni TTS dan Kabupaten Kupang sebagai daerah penyumbang suara terbesar dan penentu dia lolos ke putaran kedua? Esthon hanya berkata, "Itulah Fox Populi Fox Dei. Suara rakyat itu suara Tuhan. Hargailah itu."

Dia juga berterima kasih kepada masyarakat atas kepercayaan yang sudah diberikan kepadanya, walau dia dengan segala keterbatasannya, melayani dan menjangkau masyarakat. "Yang penting proses ini berjalan sesuai mekanisme. Tunggu sampai tanggal 27 setelah pleno," tambah Esthon.

Dia menyerahkan seluruh proses politik ke KPU sebagai penyelenggara, dan dia tidak mau larut dalam euforia sehingga terkesan lupa diri.

Yang pasti, pilgub NTT menurut Esthon, adalah sebuah proses pendidikan politik dan budaya politik kepada rakyat NTT.

"Dan, sebagai seorang pamong praja, saya wajib menunjukkan teladan yang baik kepada masyarakat NTT yang mengasihi saya. Kepada seluruh teman, saya tidak pernah bosan menyerukan kepada mereka, benar, bahwa dalam politik kita berkompetisi. Namun sesungguhnya dalam Tuhan kita adalah saudara," ungkap Esthon sembari mengaku, persahabatannya dengan lawan politik sekalipun, tidak akan menghilangkan rasa cinta dan rasa kasihnya pada mereka.

"Dalam Tuhan kita bersaudara. Satu hal, jaga harmonisasi, keamanan dan persatuan. Dalam proses ini perlu transparansi, kejujuran, bersih dan netral," tambah Esthon.

Dia melihat fenomena yang berkembang, rakyat memilih karena dia membedakan antara fakta, pernyataan dan kenyataan. Dan itu harus sama. Bukan sebatas pemanis bibir. (timex)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Sarankan MKRI Tiap Hari Demo Bagi Sembako

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler