FSB 2022 Secara Daring, Rasa Percaya Diri Siswa Tak Lagi Mirip Mahasiswa S3

Sabtu, 02 Oktober 2021 – 17:25 WIB
Presiden Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia (OSEBI) Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd. Foto: tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia (OSEBI) Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd mengakui banyak tantangan dalam hal penjurian kompetisi Festival Sains dan Budaya (FSB) 2022 yang kembali digelar secara daring.

Hal ini karena tim juri melakukan penilaian tidak secara langsung tetapi melalui video yang dikirimkan peserta sehingga agar tidak bias maka diperlukan standar tertentu.

BACA JUGA: Pendaftaran Beasiswa Keguruan Internasional Eduversal 2021 Diperpanjang

Dikatakan sebelum pandemi, peserta diuji mempresentasikan sendiri. Rasa percaya diri siswa tinggi seperti layaknya mahasiswa S3. Namun karena masa pandemi COVID-19, semuanya berubah karena diuji melalui video.

"Jadi kami harus punya teknik sendiri menilai dari video yang ada. Alhamdulillah, kami di tim juri sudah beradaptasi atas hal itu," kata Liliana dalam launching Festival Seni dan Budaya (FSB) 2022 secara virtual, Sabtu (2/10).

BACA JUGA: Eduversal Gelar Pelatihan untuk Guru, Silakan Segera Mendaftar

Dia juga mengucapkan apresiasi pada lembaga pendidikan Eduversal yang memfasilitasi para juara Osebi sebelumnya sehingga berprestasi di ajang internasional.

Salah satunya adalah Bernadeta Salwa Nirina Kaylasari, seorang siswi SMAN 2 Madiun berkompetisi di ajang International Festival Language and Culture (IFLC) di Jerman pada 26 Juni 2021, mewakili Indonesia.

BACA JUGA: Kapan Pengumuman Kelulusan PPPK Guru 2021 Tahap I? Pejabat BKN Menjawab Begini

Gadis remaja asal Malang, Jatim, itu sebelumnya memenangi Olimpiade Bahasa dan Seni (Osebi) dan Festival Sains dan Budaya (FSB) yang diselenggarakan pada 19-21 Februari 2021.

"Dalam kompetisi itu Bernadeta masuk ke final dan akhirnya menjadi juara 1 IFLC. Ini tentu membanggakan di tengah pandemi tapi anak didik kita pantang menyerah meraih prestasi," katanya.

Senada, Presiden Indonesia Science Project Olympiad (ISPO) Prof Dr Ir Riri Fitri Sari MSc MM menambahkan tim juri dalam Festival Sains dan Budaya (FSB) selama ini juga terbantu dengan teknologi yang disediakan oleh Eduversal sebagai penyelenggara kompetisi ini.

Dirinya juga meminta agar guru dan orang tua yang mendampingi anak didiknya supaya mengedepankan kejujuran dalam kompetisi.

"Mungkin memang tidak seperti saat offline, tetapi kami terbantu dengan teknologi yang ada. Kami juga percaya dengan kejujuran anak-anak kita. Mereka akan berkompetisi secara fair," ujarnya.

Seperti diketahui, pergelaran akbar sains dan budaya yang dikemas dalam Festival Sains dan Budaya (FSB) 2022 kembali digelar secara daring.

Festival ini mempertemukan dua program besar tahunan yaitu Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) dan Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia (OSEBI).

Penggabungan dua program besar ini menjadi langkah konkret Panitia FSB untuk memulihkan kembali kualitas sumber daya manusia Indonesia yang tidak saja maju dan berdaulat serta mempunyai daya kritis, inovatif, kreatif. Namun juga mempunyai sopan, santun, dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan identitas bangsa

"Generasi muda bangsa yang semacam inilah yang akan mampu memulihkan keadaan bangsa dengan berbagai prestasi, terlebih di masa-masa pandemi atau krisis yang berat. Generasi yang menatap masa depan cerah tanpa tercerabut dari akar budayanya," tutur Direktur Eduversal, RS Dwi Prajitno Wibowo.

Melalui ISPO dan OSEBI anak-anak bangsa didorong untuk dapat seimbang antara karakter dan kreativitas yang melahirkan solusi atas berbagai masalah yang dihadapi umat manusia khususnya masyarakat Indonesia. Keseimbangan ini dapat memberikan kekuatan bagi bangsa untuk menghadapi tantangan di masa depan.

"Ini juga meningkatkan imunitas karena membawa nilai-nilai dan pola pikir positif dalam keseharian kita. Selain itu, acara Grand Launching ini juga bertepatan dengan Hari Batik Nasional, maknanya FSB memiliki semangat yang sama untuk menghargai karya bangsa. Karena batik adalah sebuah prestasi yang membutuhkan proses, ketekunan dan apresiasi," ujar Dwi.

ISPO tahun ini akan mencakup enam kategori yang dilombakan yaitu lingkungan, teknologi dan robotika, komputer, fisika, biologi, dan kimia. Sedangkan OSEBI memperlombakan enam kategori yaitu menyanyi solo, penampilan puisi, tari kreasi nusantara, dan menulis cerpen, menulis esai, dan menulis puisi.

Registrasi dimulai 1 Oktober 2021 hingga 27 November 2021. Sedangkan pengumuman finalis pada 23 Desember 2021 dan finalnya digelar 18 - 20 Februari 2022.

"Alhamdulilah peserta dari tahun ke tahun meningkat pesat. Pada 2020 sebanyak 592 siswa meningkat menjadi 1.353 peserta pada tahun 2021. Kami yakin peserta akan makin banyak meski digelar daring," kata Dzikri Ramadhan, koordinator FSB 2022.

Kenaikan cukup signifikan ini merupakan bukti bahwa antusiasme peserta tetap tinggi. Selain itu, peserta ISPO dan OSEBi juga berkesempatan mewakili Indonesia bersaing di ajang internasional.

Sebagai contoh Bernadeta Salwa Nirina Kaylasari yang dikirimkan mewakili Indonesia di ajang International Festival Language and Culture (IFLC) Jerman 2021.

Kemudian Indra Faizatun Nisa-Novilla Dwi Chandra (MAN 1 Kudus) dalam ajang Genius Sains Project Olympiad di Amerika Serikat dan meraih perak. M. Fathurahman siswa SMAN 1 Tarakan meraih emas di kompetisi VILIPO Lithuania. (esy/jpnn)


Redaktur : Soetomo
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler