FSGI Ungkap Kejanggalan Pemberian Nilai Nol Siswi SMAN 4 Bandung

Minggu, 04 September 2016 – 14:41 WIB
Ilustrasi. Foto dok JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Seorang siswi SMAN 4 Bandung, Dvijatma Puspita Rahmani diberikan nilai nol di rapor untuk mata pelajaran Matematika dan 38 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Hal ini mengakibatkan Puspita tidak naik kelas. Namun, ada kejanggalan di balik ‎pemberian nilai tersebut. Sebab, Puspita tidak diberikan kesempatan untuk mengikuti ulangan dan tugas susulan.

BACA JUGA: Kasus Siswi Diberi Nilai Nol Akan Diadukan ke KPAI

Awalnya‎, Puspita menderita sakit mata yang membuatnya tidak bisa masuk sekolah selama dua minggu.‎ Setelah sembuh, ia disuruh mengikuti Olimpiade Biologi oleh pihak sekolah.

Untuk Olimpiade Biologi, Puspita harus menjalani pelatihan selama satu minggu. Imbas sakit dan Olimpiade Biologi, maka ia tertinggal pelajaran di kelas.

BACA JUGA: Nasib IAIN Ada di Tangan Jokowi

Menanggapi hal itu, Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia Retno Listyarti mengatakan, ‎guru tidak memahami penerapan Kurikulum 2013.

Di mana, penilaian rapor adalah nilai semester ganjil dan genap diakumulasi. Sehingga, tidak mungkin siswa memperoleh nilai nol di rapor‎.

BACA JUGA: Kawal Penyaluran KIP, Mendikbud Libatkan TNI dan Polri

Selain itu, hak anak tidak dipenuhi oleh guru‎.

"‎Di Kurikulum 2013 ada hak remedial, ulangan susulan, tugas baru. Nah, proses ini tidak terjadi," kata Retno di LBH Jakarta, Minggu (4/9).

‎‎Menurut Retno, pihaknya tidak mempermasalahkan mengenai ketidaknaikan kelas. Sebab, hal itu adalah keputusan Rapat Dewan Guru yang tidak bisa dianulir.

"Namun, kalau ada kelalaian terkait keputusan ini maka harus dilakukan pemeriksaan," ucap Retno.

Hal senada disampaikan oleh orang tua Puspita, Danny Daud Setiana. Ia merasa ada hak anaknya yang tidak dipenuhi oleh pihak sekolah.

"Kami merasakan anak diperlakukan tidak adil," ungkap Daud.

Lewat bantuan FSGI, ia berharap, kejadian yang menimpa Puspita tidak terjadi kepada anak-anak lainnya.

"Kami di sini mencoba bersuara, mencari keadilan terhadap kasus ini," tegas Daud. (gil/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menohok! Perguruan Tinggi Dinilai Hanya Lahirkan Generasi Kuli


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler