"Bukan maksud apa-apa, tapi saya nilai reformasi birokrasi tidak jalan. Reformasi baru sebatas slogan tanpa implementasi maksimal. Begitu juga pemberian remunerasi, daya tariknya kurang kuat untuk PNS agar tidak korup," kata Fuad menyikapi maraknya rekening gendut PNS muda, Rabu (29/2).
Dia mencontohkan kasus Gayus Tambunan yang melakukan korupsi uang pajak miliaran rupiah. Bukannya berkurang, malah muncul lagi Gayus part two dan lebih besar penggelapan dana pajaknya.
"Kenapa ini terjadi, sekali lagi karena sistem pengawasan kita tidak jalan. Saya dapat informasi gaji pegawai pajak setelah remunerasi Rp 14 juta sampai Rp 20 juta. Angka yang cukup besar kan?," ujarnya.
Namun. Lanjut mantan Dirjen Pajak ini, jumlah tersebut menjadi tiada arti begitu petugas pajaknya berhadapan dengan uang ratusan juta hingga miliran rupiah. Alhasil negara ruginya double.
"Bagaimana tidak double ruginya, sudah memberikan gaji plus remunerasi, malah dirugikan dengan penggelapan uang pajak lagi. Karena itu sudah saatnya mengubah sistem perpajakan kita. Selain itu, sistem reformasi birokrasi harus diperjelas lagi. Jangan hanya sampai di slogan saja," pungkasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaksa Sistoyo Dibacok OTK
Redaktur : Tim Redaksi