jpnn.com - JAKARTA-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tidak berkutik.
Indeks untuk kali kedua berkubang di zona merah.
BACA JUGA: Ciputra Ekspansi ke Properti Komersial
Dengan hasil itu, Indeks terpaksa menepi setelah kemarin terpangkas 2,22 persen (116 poin) menjadi 5.115.
Kalau dirunut sejak Kamis (10/11) lalu, sejatinya Indeks masih bertengger di kisaran 5.450.
BACA JUGA: Akhir 2016, ATM 4 Bank Pelat Merah Disatukan
Lalu, pada Jumat (11/11) mengalami koreksi signifikan empat persen menjadi 5.232.
Nah, mengawali pekan ini, Indeks kembali dihajar aksi jual dan mengalami koreksi dua persen.
BACA JUGA: TOP! Kirim Rumput Laut ke Tiga Kota
Artinya, badai koreksi dua kali beruntun itu sukses menekan Indeks enam persen.
Merespons kondisi itu, otoritas pasar modal mencoba menenangkan pasar. Maklum, secara psikologis, persepsi investor tengah dilanda keraguan.
Ketidakpastian pasar itu rupanya menjalar dan menular dengan cepat dari satu kepala ke kepala pemodal lainnya.
Alhasil, pelaku pasar terutama asing melakukan pelepasan saham.
”Ketidakpastian pasar membuat investor keluar pasar untuk sementara,” tutur Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio di Jakarta, Senin (14/11).
Sebetulnya, bilang Tito, kondisi market saat ini tidak seburuk bayangan pelaku pasar.
Secara fundamental, Indeks masih sangat kuat dan untuk pemulihan memakan waktu relatif singkat.
Situasi saat ini jelas berbeda dengan krisis ekonomi era 1998.
Di mana, kala itu, secara fundamental Indeks amburadul dan aroma ketidakpastian pasar begitu kuat.
”Saat ini, hanya terjadi ketidakpastian market. Fundamental tidak ada problem,” Tito meyakinkan. (far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Libur Natal dan Tahun Baru, KAI Siapkan 13 KA Tambahan
Redaktur : Tim Redaksi