JAKARTA – Meski ditolak kadernya di tingkat DPW, rencana Partai Bintang Reformasi (PBR) untuk meninggalkan Partai Gerindra makin menguatPasalnya partai di bawah besutan Bursah Zarnubi ini sudah mulai intens berkomunikasi dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Lobi-lobi petinggi PBR itu dibenarkan Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PAN Viva Yoga Mauladi
BACA JUGA: Revisi UU Pemilu Sarat Kepentingan Partai
Menurut dia, istilah yang tepat untuk menyebut rencana bergabungnya PBR ke PAN adalah fusiYoga juga membenarkan kalau ada rapat yang membicarakan proses fusi tersebut
BACA JUGA: Golkar: PT 5 Persen Moderat
“Tapi saya kebetulan tak mengikuti rapat tersebut,” pendeknya kepada wartawan, Rabu (15/6).Hal senada juga diungkapkan oleh Sekjen DPP PAN Taufik Kurniawan
BACA JUGA: Mariani Baramuli Gantikan Idrus di DPR
"Ya memang ada di antara kami melakukan pertemuan dengan pengurus PBR beberapa kaliTema pembicaraan masih normatif, soal menyamakan pandangan untuk tujuan bersama di masa mendatang jika ada kesempatan," ujar Taufik di Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen SenayanWakil Ketua DPR RI mengatakan, PAN terbuka terhadap siapa saja dan partai politik mana saja"Bukan saja dengan PBR, termasuk dengan PDS pun kami terbukaJadi silakan saja terhadap parpol yang ingin bergabung dengan PAN, kita open kok," tegasnya.
Terkait rencana PBR bergabung dengan PAN ini, Taufik menjelaskan belum ada kesepakatan apa pun"Jadi belum ada deal-deal tertentulahKarena pembicaraan masih hal-hal yang normatifLagian, di tingkat PBR kan sepertinya juga belum bulat suaranya untuk bergabung dengan PAN,” katanya
Oleh karena itu, lanjut Taufik, akan lebih baik jika di tingkat internal PBR sudah merapihkan rencana keputusannyaNamun, katanya, pada prinsipnya PAN tetap menjadi partai terbuka yang tidak akan memaksa atau intervensi pada parpol lainnya“Merekakan pasti konsolidasi di internal dulu,” pendeknya.
Sebelumnya, pengurus DPP dan sebagian besar DPW PBR menyatakan tetap konsisten terhadap kesepakatan untuk bergabung dengan Partai GerindraWakil Ketua Umum DPP PBR HR Muhammad Syafii mengatakan, bahwa Rapimnas ke-9 PBR di Jakarta pada 15 Februari 2011 memutuskan PBR bergabung dengan Partai Gerindra tanpa mencantumkan batas waktu.
Namun, pada Rapimnas ke-10 yang diselenggarakan DPP PBR di Jakarta pada 8 Juni 2011, muncul aspirasi baru yakni sebagian pengurus DPP PBR dan sebagian pengurus DPW PBR akan bergabung dengan PANKeinginan tersebut dimotori Ketua Umum DPP PBR Bursah Zarnubi yang sekaligus ingin menghentikan secara sepihak nota kesepahaman yang telah diteken pimpinan PBR dan pimpinan Partai Gerindra
Sementara itu, Ketua Umum PBR Bursah Zarnubi menyebut saat ini adalah masa transisi menuju fusiMantan Wakil Ketua Komisi IX DPR tersebut berharap, sebelum verifikasi partai politik dimulai, semua proses fusi telah kelar"Kita ingin cepat selesai, paling lama sebulan, pengurus wilayah hingga tingkat bawah ditampung dan diatur secara proporsional," ujar Bursah
Bursah juga menolak anggapan bahwa pihaknya mengkhianati nota kesepahaman atau MoU yang telah disepakati dengan Partai Gerindra pada 18 Februari 2011"Karena kami bertepuk sebelah tangan, kami ambil langkah mempertimbangkan aspirasi teman-teman wilayah, Jadi perlu dipahami bukan kami yang memutuskan sebelah pihak, justru Gerindra yang menutup komunikasi dengan kami," ujar mantan Ketua F-PBR DPR RI ini.
Keputusan untuk membatalkan MoU dengan Gerindra, kata Bursah, juga bukan karena keinginannya sendiri, melainkan diputuskan dalam Rapimnas ke-10 PBR pada 8 Juni 2011"Kami harus ambil langkah dan harus selamatkan kader-kader yang ingin tetap ada di gelanggang politik," tegasnya(dms)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BK Juga ââ¬â¢Buruââ¬â¢ Nazaruddin
Redaktur : Tim Redaksi