Sabrina, perempuan 20 tahun, tidak pernah mencari ketenaran, tetapi ia mendapatkannya begitu saja. Ia telah menandatangani kesepakatan dengan sebuah perusahaan musik untuk menggunakan karyanya, yang menyanyikan ulang lagu klasik Australia, "Down Under"

Setahun yang lalu di kamar tidurnya, Sabrina yang masih seorang mahasiswi, menyanyikan lagu yang aslinya dibawakan oleh band Men At Work.

BACA JUGA: Pengusaha Ini Akui Hancurkan Anggur Rival Bisnisnya senilai Rp 633 Juta

Sabrina, yang tinggal di rumah bersama kedua orang tuanya, mengunggah video nyanyiannya di YouTube, agar teman dan keluarganya bisa melihat. Ia pun lalu melupakannya.

"Saya telah memasang empat video di saluran YouTube," katanya.

BACA JUGA: Anjing Golden Retriever Temukan Heroin Padat Senilai Rp1,1 Miliar di Halaman Belakang

"Saya bukan bintang YouTube, tidak selalu mengunggah."

Dua minggu yang lalu, Sabrina menerima email dari sebuah perusahaan musik yang ingin membeli hak cipta untuk memakai lagu ubahannya tersebut sebagai tema untuk serial Wolf Creek musim kedua, yang diputar di layanan streaming online.

BACA JUGA: Inilah Daftar Penjahat Yang Paling Dicari Di Australia

"Saya sedang menelepon ibu saya," katanya.

"Karena saya berada di kereta api, saya tidak bisa berteriak kegirangan. Saya berkata, 'bisakah meneliti orang ini lebih jauh, karena kita harus tahu apakah ini benar'."

Empat hari kemudian, ia pun akhirnya sepakat, tentu bukanlah hal yang buruk bagi gadis muda yang awalnya hanya menyanyi untuk kesenangan.

"Ini hanya hobi buat diri sendiri, bukan yang ingin saya lakukan di depan orang banyak. Seperti yang bisa dilihat di video, saya hanya di kamar tidur," katanya.

Dave Ruby Howe, direktur musik JJJ Unearthed, mengatakan kamar tidur kini menjadi panggung baru bagi para pemusik. Sebuah medium bagi musisi yang baru menjajaki industrinya untuk berbagi pekerjaan mereka. Skip YouTube Video

FireFox NVDA users - To access the following content, press 'M' to enter the iFrame. YOUTUBE: Sabrina_down_under

Ruby mengatakan label besar secara teratur menjelajahi internet untuk mencari bakat baru.

"Ini benar-benar membebaskan," katanya.

"Internet menghubungkan begitu banyak orang, dan begitu banyak orang tertarik untuk menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang belum pernah mereka dengar sebelumnya."

Tapi menurutnya, bagi seorang gadis yang mencoba untuk tidak dikenal, Sabrina justru mendapat keberuntungan besar.

"Terdengar seperti sangat luar biasa sulit, tapi itu bisa terjadi. Yang dibutuhkan hanyalah satu lagu yang benar-benar bagus atau suara yang bagus atau pengaturan yang bagus untuk terhubung dengan orang lain," katanya. Skip YouTube Video

FireFox NVDA users - To access the following content, press 'M' to enter the iFrame. YOUTUBE: Sabrina Schultz cover of Titanium

"Saya rasa mungkin menjadi daya tarik bagi label rekaman besar untuk menemukan artis-artis, yang benar-benar baru.

"Jika mereka sudah memiliki penonton, maka itulah meresponsnya, kemudian dimanfaatkan. Saya pikir itu sangat menarik bagi label rekaman."Colin Hay menyetujui versi barunya

Namun yang mengejutkan, video dari lagu Sabrina hanya hanya ditonton 1.000 orang di YouTube, saat pertama kali.

Perusahaan musik menemukan lagu ubahan ini, karena secara khusus mencari versi baru lagu Down Under. Skip YouTube Video

FireFox NVDA users - To access the following content, press 'M' to enter the iFrame. YOUTUBE: Sabrina Schultz cover of Titanium

Tapi sebelumnya, Colin Hay dari kelompok musik Men at Work harus menyetujui versi lagu yang diubahnya.

"Keren juga bahwa Colin Hay telah melihat saya bernyanyi, dan melihatnya di kamar tidur saya," ujar Sabrina.

Sekarang Sabrina harus mendapatkan lagu yang siap dijual di iTunes, bertepatan dengan penayangannya di televisi. Tapi ia belum berbicara tentang ketenaran dan keberuntungan.

"Saya seorang mahasiswai, hampir selesai. Saya benar-benar realistis jika tidak berhasil," katanya.

Diterbitkan pada 14:10 AEST dari artikel aslinya dalam bahasa Inggris, bisa dibaca di sini.

Lihat Artikelnya di Australia Plus

BACA ARTIKEL LAINNYA... Seorang Pria Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Serangan di Pusat Kajian Islam Melbourne 2016 lalu

Berita Terkait