JPNN.com

Gadis Yatim Piatu Diperkosa Preman Kampung

Kamis, 12 September 2013 – 07:47 WIB
Gadis Yatim Piatu Diperkosa Preman Kampung - JPNN.com

jpnn.com - MEDAN-Bunga (bukan nama sebenarnya) sungguh tak menyangka kepindahannya ke Medan bakal berujung petaka. Betapa tidak, baru tiga bulan menetap di rumah pamannya, gadis yatim piatu berusia 18 tahun ini malah diperkosa sampai linglung oleh tiga pria berbeda.

Ironisnya, perbuatan bejat ini dilakukan pelaku yang berstatus sebagai pemuda setempat itu dalam waktu berbeda, tapi terjadi di tempat sama, yakni samping gedung Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Pasar VIII Tembung, Kec. Percut Sei Tuan.

BACA JUGA: Kakek Kepergok Saat Perkosa Siswa SD

Sembari menundukkan wajah, ditemani bibinya Iros (36), Bunga yang masih linglung didampingi bibinya, Iros (36) membuat pengaduan ke Polsek Percut Sei Tuan untuk membuat pengaduan, Selasa (10/9) siang.

Saat ditemui POSMETRO MEDAN (Grup JPNN), gadis malang asal Samosir itu mengaku tragedi memilukan itu berawal pada Sabtu (31/8) lalu. Malam itu, sekira pukul 20.00 WIB, korban yang terpaksa tinggal di rumah pamannya karena tak memiliki orangtua itu berniat membeli sesuatu ke warung yang lokasinya tak jauh dari rumah pamannya di Pasar VIII Tembung, Kec. Percut Sei Tuan.

BACA JUGA: Berisi Air Sumur, Tutup Galon Asli

Di tengah perjalanan, Bunga berpapasan dengan pemuda setempat berinisial An (30). Karena berstatus sebagai orang baru, Bunga yang masih polos itu mau saja diajak berkenalan oleh An.

Karena tak ada kawan, Bunga hanya bisa nurut saat diajak pelaku ngobrol di sebuah lokasi gelap dan sepi tak jauh dari gedung sekolah. Tak lama berselang, An yang punya niat jahat langsung membekap mulut korban dan menariknya masuk ke lokasi sekolah. Bunga sempat berusaha melawan, tapi ia kalah tenaga. Dengan ancaman bunuh, Bunga berhasil diperkosa pelaku.

BACA JUGA: Enam Tahun Bui untuk Penganiaya Marinir

Usai melampiaskan nafsu bejatnya, An kembali mengancam agar Bunga tak memberitahukan kejadian tersebut kepada siapapun. Jika berani melapor, Bunga akan dibunuh. Untuk menghilangkan barang bukti, An lalu membuang celana dalam korban yang penuh bercak darah. Selanjutnya An meninggalkan Bunga begitu saja di lokasi.

Tak lama setelah pelaku pergi, dengan wajah pucat dan langkah tertatih, Bunga pun pulang ke rumah pamannya. Karena takut dimarahi dan dibunuh sama pelaku, Bunga tak berani menceritakan kejadian itu.

 "Waktu itu aku mau ke kedai, terus aku diikuti sama dia (An) dari belakang sembari mengajak kenalan. Karena aku nggak punya kawan, aku sempat ngobrol sama dia. Terus diajaknya aku ke tempat kawannya, rupanya aku dibawa ke dalam sekolah, di situ aku dipaksa, mulutku ditutupnya pake tangan sambil diancam mau dibunuh," lirih cewek berambut gonjes itu.

Ternyata, penderitaan Bunga tak sampai disitu saja. Pasalnya, dengan bangganya An justru menceritakan dan menyuruh temannya yang lain untuk melakukan perbuatan yang sama pada Bunga.

Alhasil, dua hari kemudian atau Senin (2/9) malam, giliran teman An yang memerkosa Bunga. Kejadian kedua ini berawal saat yang ketakutan disuruh bibinya ke kedai untuk membeli gula. Saat keluar dari rumah, ternyata Ar sudah menunggu di luar.

Semula Bunga tak menanggapi teguran Ar, tapi karena Ar mengaku mengetahui keberadaan An, Bunga pun mengamini ajakan Ar yang membawanya ke lokasi yang sama. Di samping sekolah itu juga, Ar kembali memerkosa Bunga.
 
"Dua hari kemudian, aku pas keluar ke kedai untuk beli gula sambil mau lihat si An, mau minta tanggung jawab. Rupanya datang si Ar, katanya ia mau bantuin aku untuk menemui An. Terus dibawanya aku ke sekolah itu lagi, rupanya An nggak ada di sana, aku diperkosa lagi. Mulutku ditutupnya, aku gak bisa teriak," jelas cewek yang mengenakan baju hijau motif bola-bola itu.

Dua kali diperkosa jelas membuat Bunga tertekan. Ironisnya lagi, belum juga sembuh luka lama, untuk ketiga kalinya Bunga kembali diperkosa di tempat yang sama. Ya, tepat dua hari pasca ia diperkosa An, tepatnya Rabu (4/9) malam. Peristiwa ini terjadi saat Bunga baru pulang dari rumah saudaranya. Setelah turun dari angkot dan berjalan menuju rumah pamannya.

Namun kali ini tanpa bujuk rayu, korban langsung disergap dari belakang dan kemudian langsung digiring menuju lokasi yang sama untuk meladeni nafsu bejat pelaku yang namanya tak ia ketahui.

"Yang terakhir aku baru pulang dari rumah saudara, pas aku turun dari angkot dan jalan mau kerumah, aku langsung disergap dari belakang dan dibawa ke sekolah. Aku gak bisa buat apa-apa lagi," tambah Bunga sembari tetrunduk. Perkosaan untuk ketiga kali itu membuat Bunga mengalamai depresi berat, hingga usai kejadian ia tak berani pulang ke rumah pamannya. Hampir seminggu korban menghilang dan berjalan tak tentu arah hingga nyasar sampai Jl. Aksara, Kec. Medan Tembung.
 
Senin (9/9) malam, pihak keluarga yang kebingungan mencari akhirnya menemukan Bunga duduk di sebuah warung kopi di pinggir jalan. Keluarga korban yang melihatnya pun langsung mendatanginya dan membawanya pulang ke rumah. Setelah ditanyai, Bunga akhirnya mengaku sudah 3 kali diperkosa.

Mendengar pengakuan korban, pihak keluarga pun memilih mengadukan kasus tersebut ke Polsek Percut Sei Tuan. Iros mengakui kalau Bunga sudah seminggu tak pulang ke rumah.

"Sudah hampir seminggu ini kami mencari dia (korban) ke mana-mana. Tadi malam lah jam 21.00 WIB aku lihat dia duduk di kedai kopi. Kulihat dia linglung gitu, tatapan matanya kosong, tertekan kurasa. Udah sampai rumah barulah dia cerita kalau udah diperkosa, disitulah kami terkejut semua dan berembuk melaporkan ini ke polisi," jelas wanita berbaju biru ini.

Tambahnya, korban adalah anak yatim piatu yang baru diambilnya dari Samosir.

"Anak yatim piatu dia (korban) itu, makanya kami jemput dia dari Samosir dan ia baru tinggal di sini. Kasihan kali dia, kenapa para pelaku tega berbuat seperti itu kepadanya," kesalnya. Menurutnya para pelaku memang dikenal sebagai preman kampung, dan sering memakai narkoba jenis sabu di dekat sekolah tersebut.

"Mereka ini preman kampung, sering nyabu dekat sekolah itu, tempat dia (korban) diperkosa," ungkap bibi korban. Namun karena saat membuat laporan korban tak memiliki berkas-berkas lengkap, setelah didata dan dimintai keterangan, petugas kepolisian mengarahkan bibi korban melengkapi berkas-berkas seperti kartu keluarga dan lain-lainnya untuk melengkapi laporan.
 
Bunga mengatakan, akibat pemerkosaan tersebut, ia menjadi ketakutan, dan tak berani melapor karena diancam ketiga pelaku. "Aku takut bang, dan tak tau lagi mau ngapan lagi. Sementara aku baru tinggal di sini, aku udah bingung bang, malu kali aku bang. Udahlah aku ini dari kampung," lirih Bunga dengan mata berkaca-kaca.

Terpisah, Kapolsek Percut Sei Tuan, AKP Ronald Sipayung SH SIK ketika dikonfirmasi mengaku sudah memintai keterangan korban. "Korban sudah kita mintai keterangannya. Tetapi untuk melengkapi laporan, kita mengarahkan keluarganya untuk melengkapi berkas-berkas, termasuk identitas korban. Setelah semuanya lengkap, akan kita mintai kembali keterangannya lebih lanjut. Dan secepatnya akan kita proses," ujarnya. (bay/deo)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswi Kelas 1 SMA Mengaku 49 Kali Bersetubuh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler