Gado-Gado Komedi, Horor, dan Drama dalam Ghost Writer

Jumat, 14 Juni 2019 – 18:11 WIB
Film Ghost Writer. Foto : Twitter

jpnn.com - Ada horor, komedi, dan drama. Setidaknya dua genre muncul di film-film lokal. Kalau enggak horor-komedi, ya drama-komedi. Namun, ketiganya mendapat porsi yang pas dan terpadukan dengan baik di Ghost Writer.

Ghost Writer sebenarnya adalah judul yang harfiah. Bisa dipahami sebagai cerita dari penulis yang membuat cerita hantu. Bisa juga berarti hantu yang menulis. Nah, arti yang kedua ini ketahuan ketika kita menonton filmnya.

BACA JUGA: Toy Story 4: Petualangan Woody Mencari Forky

Secara singkat, Naya (Tatjana Saphira) yang seorang penulis terdorong untuk membuat novel horor yang terinspirasi dari kisah Galih (Ge Pamungkas), hantu penghuni rumah Naya. Penonton mungkin akan mengira film itu kuat di horor dan komedi. Sebab, banyak komedian yang menjadi pemainnya. Ada Ernest Prakasa, Muhadkly Acho, Arie Kriting, dan Ge Pamungkas. Namun, ternyata sutradara juga menghadirkan unsur drama di sana.

Tatjana Saphira -yang baru kali pertama main film horor- lebih banyak menonjolkan sisi dramanya. Dia sebagai Naya berpolemik dengan dirinya sendiri antara pengin mendapat penghasilan secara cepat atau mendahulukan kepentingan orang lain. Konflik yang kerap dialami orang pada umumnya sehingga ceritanya terasa berhubungan.

BACA JUGA: Si Doel The Movie 2: Tukang Insinyur Masih Galau soal Percintaan

Yang cukup membuat kejutan justru Ge Pamungkas. Ternyata Ge juga bisa membawakan unsur drama dengan apik. Terutama di akhir film. Tidak sedikit penonton yang trenyuh dan berkaca-kaca di salah satu adegan penting di akhir film. Keberhasilan itu tidak terlepas dari lawan main yang juga punya karakter kuat, Asmara Abigail. Asmara yang juga berperan sebagai hantu malah lebih seram daripada Ge. Dialah yang paling banyak membuat suasana horor terbangun kuat.

Sebelum menonton Ghost Writer, sebaiknya siapkan otot-otot wajah agar tidak kaget. Sebab, pembagian porsi tiga genre oleh Bene Dion sebagai sutradara dan penulis naskah enggak tahu ''aturan''. Tahu-tahu ada adegan melankolis, tetapi setelah itu muncul punch line yang bikin ketawa.

BACA JUGA: Komedi Seru dan Menegangkan di Hit & Run

''Kami berusaha meramunya biar enak ditonton. Pas horor, kami mau buat orang takut. Pas komedi, kami mau bikin orang ketawa,'' jelas Bene. Meski dramanya juga kuat supaya penonton familier, Bene masih menyebutnya sebagai horor komedi. (deb/c14/jan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Libur Lebaran : Ini Jadwal Film yang Sedang Tayang di Bioskop


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler