JAKARTA -- Kongres Partai Nasional Demokrat (Nasdem) ditutup dengan hasil final yang mudah ditebak. Surya Paloh akhirnya ditetapkan secara aklamasi sebagai Ketua Umum Partai Nasdem periode 2013-2014. Selanjutnya, bos Media Group itu diberi waktu paling lama dua minggu untuk menyusun struktur kepengurusannya.
"Struktur yang akan disusun ini adalah struktur yang ingin mulai membangun partai baru yang modern," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem demisioner Ferry Mursydan Baldan di Jakarta Convention Centre, Senayan, kemarin (26/1).
Struktur Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ini nantinya akan terdiri dari ketua umum, 16 ketua, 1 sekjen, 4 wasekjen, 1 bendahara umumum, 2 bendahara, serta 45 departemen dan divisi. 'Pengurusnya nanti gaul, full senyum. Partai ini harus komunikatif," ujar Ferry, lantas tersenyum.
Di luar itu, ada kesepahaman penting yang dihasilkan kongres. Bila perolehan suara Partai Nasdem saat pemilu legislatif nanti tidak mencapai 3 besar secara nasional, maka partai ini tidak akan mengusung capres/cawapres. Bahkan, mereka tidak akan bergabung dalam koalisi.
"Kalau tidak mendapatkan tiga besar ya sudah nggak usah dukung-dukung," katanya.
"Harus 3 besar. Kalau perolehan suara Partai Nasdem di urutan 4 atau 5 pasti nggak ikut mengajukan capres. Kalau kami jadi urutan 3 saja masih akan berfikir sehari semalam," imbuh Ferry.
Sikap itu tidak hanya diterapkan saat pilpres. Dalam pilkada juga berlaku prinsip yang sama. Di daerah yang dalam pemilu 2014 nanti, Partai Nasdem gagal menembus 3 besar, mereka juga berjanji tidak akan mengajukan calon kepala daerah atau melibatkan diri dalam koalisi.
"Kalau Partai Nasdem ikut-ikutan mendukung, nanti ada syak wasangka dapat berapa duit? Itu yang ingin kami hindari," tegas Ferry.
Mengapa sampai menutup diri untuk tidak ikut berkoalisi mengusung pasangan calon tertentu, padahal itu diperbolehkan konstitusi? "Ini soal kepantasan. Koalisi macam-macam, tapi mentalitas dalam kerjasama politik belum tumbuh. Kalau cuma bargaining terkait jabatan dalam pemerintahan ok, itu wajar. Tapi, segala macam mahar harus diberangus," jelas Ferry.
Ferry sadar sikap Partai Nasdem ini mungkin akan memunculkan protes dari partai lain. Partai Nasdem sendiri harus bekerja keras untuk menjalankan prinsip ini di internalnya.
"Tapi, kita harus tetap memulainya dan tegas. Jangan sampai partai ini membiarkan mentalitas yang rusak. Perolehan suara sekian persen diperjualbelikan. Itu menyedihkan," sindirnya.
Dia menyampaikan semua ini bagian dari proses pendidikan politik. Partai Nasdem, lanjut Ferry, ingin mengembalikan esensi politik sebagai seni membangun kepercayaan. "Jadi, tidak kering. Pengaruh, lobi, itu soal trust. Kalau mentalitas rusak bagaimana mau membangun trust?," kata Ferry.
Ferry menambahkan Partai Nasdem mengusung gagasan perubahan. Kalau perolehan suaranya sampai di bawah 5 atau 10 persen, maka sulit bagi mereka untuk merealisasikan ide-ide perubahan. "Apa yang mau dilakukan. Voting kalah melulu," tutur mantan politisi Partai Golkar, itu.
Terkait sejumlah posisi struktur, kabarnya Patrice Rio Capella yang sebelumnya menjabat sebagai ketua umum akan diplot menjadi sekjen. Sedangkan, mantan Sekjen DPD Siti Nurbaya didapuk sebagai salah satu ketua DPP dan mantan Sekjen DPR Nining Indra Saleh menjadi wasekjen.
Sewaktu dikonfirmasi, Patrice menjawab diplomatis. "Hanya Pak Surya Paloh dan tuhan saja yang tahu. Kewenangan Pak Surya Untuk mengumumkan. Kami tidak mau kawin belum, sudah berebut anak," ungkapnya.
Untuk penggantian posisi Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem yang sebelumnya dijabat Hary Tanoesoedibjo juga diserahkan kepada Surya Paloh. Ketua Panitia Pengarah Kongres I yang juga Waketum Partai Nasdem demisioner Sugeng Suparwoto memastikan partainya kebanjiran stok.
"Banyak sekali kaum cendekiawan yang bergelar PhD, bergelar profesor menyatakan bergabung dengan Partai Nasdem," kata Sugeng. Dia mengungkapkan setidaknya sudah 47 orang bergelar pendidikan tinggi yang mau masuk dewan pakar. "Jadi, tunggu waktu diumumkan. Siapa (ketua)dewan pakar itu," ujarnya.
Dia juga menegaskan mundurnya Hary Tanoe dan sejumlah pengurus lain tidak berpengaruh serius bagi Partai Nasdem. Di antara yang ikut mundur Sekjen Ahmad Rofiq, Wasekjen Saiful Haq, serta Ketua Bidang Internal dan Pengkaderan Endang Tirtana.
Belakangan juga mundur ketua DPW Jakarta, ketua DPW Jawa Barat, sekretaris DPW Maluku Utara, dan ketua dewan perwakilan luar negeri (DPLN) Partai Nasdem di Hongkong. "Mati satu tumbuh seribu," tegas Sugeng.
Puncak penutupan kongres tadi malam berjalan sangat meriah. Hadir Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto, Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham, dan mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli.
Dalam sambutannya, Surya Paloh menanggapi munculnya penilaian bahwa dirinya 'haus kekuasaan' dengan menerima jabatan ketua umum. Padahal, dirinya telah menjadi ketua majelis nasional partai. "Salah, salah, dinyatakan Bung Surya haus jabatan. Saya pulangkan kepada keluarga besar Partai Nasdem," tegas Surya. (pri)
"Struktur yang akan disusun ini adalah struktur yang ingin mulai membangun partai baru yang modern," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem demisioner Ferry Mursydan Baldan di Jakarta Convention Centre, Senayan, kemarin (26/1).
Struktur Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ini nantinya akan terdiri dari ketua umum, 16 ketua, 1 sekjen, 4 wasekjen, 1 bendahara umumum, 2 bendahara, serta 45 departemen dan divisi. 'Pengurusnya nanti gaul, full senyum. Partai ini harus komunikatif," ujar Ferry, lantas tersenyum.
Di luar itu, ada kesepahaman penting yang dihasilkan kongres. Bila perolehan suara Partai Nasdem saat pemilu legislatif nanti tidak mencapai 3 besar secara nasional, maka partai ini tidak akan mengusung capres/cawapres. Bahkan, mereka tidak akan bergabung dalam koalisi.
"Kalau tidak mendapatkan tiga besar ya sudah nggak usah dukung-dukung," katanya.
"Harus 3 besar. Kalau perolehan suara Partai Nasdem di urutan 4 atau 5 pasti nggak ikut mengajukan capres. Kalau kami jadi urutan 3 saja masih akan berfikir sehari semalam," imbuh Ferry.
Sikap itu tidak hanya diterapkan saat pilpres. Dalam pilkada juga berlaku prinsip yang sama. Di daerah yang dalam pemilu 2014 nanti, Partai Nasdem gagal menembus 3 besar, mereka juga berjanji tidak akan mengajukan calon kepala daerah atau melibatkan diri dalam koalisi.
"Kalau Partai Nasdem ikut-ikutan mendukung, nanti ada syak wasangka dapat berapa duit? Itu yang ingin kami hindari," tegas Ferry.
Mengapa sampai menutup diri untuk tidak ikut berkoalisi mengusung pasangan calon tertentu, padahal itu diperbolehkan konstitusi? "Ini soal kepantasan. Koalisi macam-macam, tapi mentalitas dalam kerjasama politik belum tumbuh. Kalau cuma bargaining terkait jabatan dalam pemerintahan ok, itu wajar. Tapi, segala macam mahar harus diberangus," jelas Ferry.
Ferry sadar sikap Partai Nasdem ini mungkin akan memunculkan protes dari partai lain. Partai Nasdem sendiri harus bekerja keras untuk menjalankan prinsip ini di internalnya.
"Tapi, kita harus tetap memulainya dan tegas. Jangan sampai partai ini membiarkan mentalitas yang rusak. Perolehan suara sekian persen diperjualbelikan. Itu menyedihkan," sindirnya.
Dia menyampaikan semua ini bagian dari proses pendidikan politik. Partai Nasdem, lanjut Ferry, ingin mengembalikan esensi politik sebagai seni membangun kepercayaan. "Jadi, tidak kering. Pengaruh, lobi, itu soal trust. Kalau mentalitas rusak bagaimana mau membangun trust?," kata Ferry.
Ferry menambahkan Partai Nasdem mengusung gagasan perubahan. Kalau perolehan suaranya sampai di bawah 5 atau 10 persen, maka sulit bagi mereka untuk merealisasikan ide-ide perubahan. "Apa yang mau dilakukan. Voting kalah melulu," tutur mantan politisi Partai Golkar, itu.
Terkait sejumlah posisi struktur, kabarnya Patrice Rio Capella yang sebelumnya menjabat sebagai ketua umum akan diplot menjadi sekjen. Sedangkan, mantan Sekjen DPD Siti Nurbaya didapuk sebagai salah satu ketua DPP dan mantan Sekjen DPR Nining Indra Saleh menjadi wasekjen.
Sewaktu dikonfirmasi, Patrice menjawab diplomatis. "Hanya Pak Surya Paloh dan tuhan saja yang tahu. Kewenangan Pak Surya Untuk mengumumkan. Kami tidak mau kawin belum, sudah berebut anak," ungkapnya.
Untuk penggantian posisi Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem yang sebelumnya dijabat Hary Tanoesoedibjo juga diserahkan kepada Surya Paloh. Ketua Panitia Pengarah Kongres I yang juga Waketum Partai Nasdem demisioner Sugeng Suparwoto memastikan partainya kebanjiran stok.
"Banyak sekali kaum cendekiawan yang bergelar PhD, bergelar profesor menyatakan bergabung dengan Partai Nasdem," kata Sugeng. Dia mengungkapkan setidaknya sudah 47 orang bergelar pendidikan tinggi yang mau masuk dewan pakar. "Jadi, tunggu waktu diumumkan. Siapa (ketua)dewan pakar itu," ujarnya.
Dia juga menegaskan mundurnya Hary Tanoe dan sejumlah pengurus lain tidak berpengaruh serius bagi Partai Nasdem. Di antara yang ikut mundur Sekjen Ahmad Rofiq, Wasekjen Saiful Haq, serta Ketua Bidang Internal dan Pengkaderan Endang Tirtana.
Belakangan juga mundur ketua DPW Jakarta, ketua DPW Jawa Barat, sekretaris DPW Maluku Utara, dan ketua dewan perwakilan luar negeri (DPLN) Partai Nasdem di Hongkong. "Mati satu tumbuh seribu," tegas Sugeng.
Puncak penutupan kongres tadi malam berjalan sangat meriah. Hadir Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto, Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham, dan mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli.
Dalam sambutannya, Surya Paloh menanggapi munculnya penilaian bahwa dirinya 'haus kekuasaan' dengan menerima jabatan ketua umum. Padahal, dirinya telah menjadi ketua majelis nasional partai. "Salah, salah, dinyatakan Bung Surya haus jabatan. Saya pulangkan kepada keluarga besar Partai Nasdem," tegas Surya. (pri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ical Siap Tampung Harry Tanoe
Redaktur : Tim Redaksi