jpnn.com, JAKARTA - Satu wakil Indonesia yang tersisa di cabang Para Menembak, Bolo Triyanto yang turun dinomor R5 - Mixed 10m Air Rifle Prone SH2 belum bisa meneruskan perjuangannya berlaga di putaran final Paralimpiade Tokyo 2020.
Langkah Petembak kelahiran Sragen 12 Oktober 1983 itu harus terhenti di babak kualifikasi setelah hasil akhir menempatkannya di peringkat 24.
BACA JUGA: Kronologi Pria Bunuh Ayah dan Abang Kandung di Medan, Mengerikan
Berlomba di Asaka Shooting Range, Jepang, Bolo Triyanto berhasil mengumpulkan total skor 631 dari enam seri yang dilombakan. Namun hasil itu belum cukup untuk membawanya ke putaran final.
Pelatih menembak Indonesia, Aris Hariyadi mengatakan, total skor yang didapat Bolo hari ini memang sedikit menurun dari hasil yang dia dapat saat latihan menjelang keberangkatan.
BACA JUGA: Gagal di Kategori R4 Standing Putra 10 M, Bolo Triyanto Alihkan Fokus ke Nomor Lain
Namun dia mengakui bahwa dalam pertandingan menembak yang butuh konsentrasi tinggi, kesiapan mental menjadi faktor utama.
"Pertandingan terakhir Bolo hari ini di R5 mendapatkan score 631 di urutan 24. Menjelang keberangkatan padahal score Bolo rata-rata sudah mencapai 635-636. Ya itulah menembak, pada saat pertandingan atlet yang siap dan bisa fokus dalam menembak itu yang akan leading score nya," ujar Haris.
Dari hasil hari ini, atlit menembak kita harus lebih memperbanyak lagi latihan-latihan, scoring dan try out untuk lebih mengasah kemampuan dan penguasaan diri pada saat pertandinggan," tambah Aris.
Pada nomor R5 - Mixed 10m Air Rifle Prone SH2 itu medali emas jadi milik petembak asal Serbia Dragan Ristic. Medali perak diraih Vasyl Kovalchuk dari Ukraina dan perunggu diraih atlet Slovenia Francek Gozard Tirsek.
BACA JUGA: Mencurigakan, Mobil Innova Tak Bertuan Diperiksa Polisi, Isinya Mengejutkan
Meski belum mampu menyumbangkan medali bagi Indonesia, diharapkan Bolo bisa mengambil pengalaman di ajang Paralimpiade Tokyo 2020 ini bagi kariernya ke depan.(antara/jpnn)
Redaktur : Budi
Reporter : Muhammad Amjad