jpnn.com - MOJOKERTO - Serangan hama wereng dan krisis air lantaran kemarau panjang menghantui petani. Di Kecamatan Trowulan, sebagian tanaman padi gagal penen. Selain petani gagal berproduksi, serangan hama wereng dan krisis air yang berfungsi mengairi area persawahan mengakibatkan tanaman padi mati mendadak.
Batang dan daun berubah kecokelatan, bahkan tidak mampu lagi menghasilkan bulir buah padi. Akibatnya, mereka rugi puluhan juta. Salah satunya dialami petani di Dusun Kaweden, Desa Balongwono, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
Sejak usia padi menginjak 40 hari, mereka memilih membiarkan area persawahan. Bahkan, karena frustrasi, mereka merusak tanaman sendiri dengan cara dibabat, lalu membakar di lokasi kemarin. ''Petani di sini sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Tanaman kami rusak karena serangan hama wereng,'' tutur Sutoyo, petani setempat.
Lahan yang lebih dari 3 hektare tersebut milik delapan petani, yakni terbagi dalam delapan petak. Di antaranya milik Muipah, Sutoyo, Juki, Yasin dan Ali Mustofa.
Kondisi itu diperparah musim kemarau yang berkepanjangan. Aliran irigasi sebagai andalan petani untuk mengairi sawah justru mengering. Padahal, padi yang menginjak usia 40-75 hari sangat membutuhkan pasokan air untuk menjaga kondisi tanaman. (riz/abi/bh/mas/JPNN)
BACA JUGA: Polisi Terkecoh, Bangkai Ayam Dikira Mayat Bayi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Bulan, 218 Isteri di Bantul Gugat Cerai
Redaktur : Tim Redaksi