PANGENAN- Musim hujan selalu membawa bencana bagi para petani garam di Wilayah Timur Cirebon (WTC). Di Desa Astanamukti, Kecamatan Pangenan, para petani garam mengalami kerugian lantaran garam yang mereka buat pada akhir tahun 2012 gagal panen. Tambak yang semula sebagai lahan pembuatan garam, kini berubah fungsi menjadi tambak ikan bandeng.
Seorang petani garam, Tamim, mengaku mulai membuat garam sekitar bulan Desember. Berdasarkan perhitungannya, pada bulan Desember masih bisa untuk menanam garam satu kali lagi. Karena perhitungan itulah, dia membuat garam di area tambaknya. Tapi apesnya, bulan Januari ini intensitas hujan ternyata cukup tinggi. Hal itu mengakibatkan garam yang ia buat sejak bulan Desember gagal panen.
Harga garam pun kini menurun tajam. Kalau normalnya dalam satu kilogramnya mencapai Rp400, kini pada harga Rp118. “Ya beginilah nasib kami. Kalau sedang musim hujan, pasti gagal panen. Harga garam pun menurun drastis,” keluh Tamim.
Petani garam lainnya, Edi, juga mengaku mengalami kerugian. “Saya jelas rugi, garam-garam yang gagal itu kan modalnya lumayan. Makanya saya dan teman-teman lainnya sekarang memilih memelihara ikan bandeng. Ini sementara saja selama masih hujan. Lumayan ikan bandeng satu kilo harganya Rp12 ribu”, ujar Edi.
Carman, petani lainnya mengungkapkan, musim hujan mengakibatkan dirinya tak membuat garam. Dirinya kini memelihara ikan bandeng untuk mencukupi biaya hidup sehari-hari. “Rugi. Sekarang saya pelihara ikan bandeng untuk bisa nutupin biaya hidup saja,” ujar Carman. (den)
Seorang petani garam, Tamim, mengaku mulai membuat garam sekitar bulan Desember. Berdasarkan perhitungannya, pada bulan Desember masih bisa untuk menanam garam satu kali lagi. Karena perhitungan itulah, dia membuat garam di area tambaknya. Tapi apesnya, bulan Januari ini intensitas hujan ternyata cukup tinggi. Hal itu mengakibatkan garam yang ia buat sejak bulan Desember gagal panen.
Harga garam pun kini menurun tajam. Kalau normalnya dalam satu kilogramnya mencapai Rp400, kini pada harga Rp118. “Ya beginilah nasib kami. Kalau sedang musim hujan, pasti gagal panen. Harga garam pun menurun drastis,” keluh Tamim.
Petani garam lainnya, Edi, juga mengaku mengalami kerugian. “Saya jelas rugi, garam-garam yang gagal itu kan modalnya lumayan. Makanya saya dan teman-teman lainnya sekarang memilih memelihara ikan bandeng. Ini sementara saja selama masih hujan. Lumayan ikan bandeng satu kilo harganya Rp12 ribu”, ujar Edi.
Carman, petani lainnya mengungkapkan, musim hujan mengakibatkan dirinya tak membuat garam. Dirinya kini memelihara ikan bandeng untuk mencukupi biaya hidup sehari-hari. “Rugi. Sekarang saya pelihara ikan bandeng untuk bisa nutupin biaya hidup saja,” ujar Carman. (den)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendukung Sayang Konvoi
Redaktur : Tim Redaksi