Gagal Serap Tenaga Kerja

Rabu, 09 Mei 2012 – 17:36 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi yang pada tahun lalu cukup tinggi mencapai 6,5 persen dinilai belum ideal mendorong penyerapan tenaga kerja. Pasalnya, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen hanya menyerap 1,5 juta tenaga kerja tambahan.

“Dengan pertumbuhan yang cukup tinggi tahun 2011 lalu sebesar 6,5 persen, sayangnya hanya menyerap 1,5 juta tenaga kerja tambahan. Padahal dalam target pemerintah tahun lalu 1 persen pertumbuhan ekonomi dapat menyerap 450 ribu tenaga kerja, harusnya dengan 6,5 persen bisa menyerap 2,92 juta tenaga kerja ini menunjukan kualitas pertumbuhan belum bagus,”ujar anggota Komisi XI-DPR Kemal Aziz Stamboel di Jakarta, Rabu (9/5).

Berdasarkan data yang dilansir BPS, jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 120,4 juta orang, bertambah bertambah sebesar 1 juta orang dibanding Februari 2011.

Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 112,8 juta orang, bertambah 1,5 juta orang dibanding keadaan Februari 2011. Sedangkan tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 6,32 persen, mengalami penurunan dibanding TPT Februari 2011 sebesar 6,80 persen.

“Kita perlu meningkatkan kualitas pertumbuhan kita. Untuk itu perlu kebijakan-kebijakan yang lebih kuat karena dalam RPJM kita punya target menurunkan tingkat pengangguran terbuka sebesar 5–6 persen pada tahun 2014,”jelasnya.

Menurutnya, pertumbuhan sektor-sektor yang mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak harus dipacu, salah satunya sektor pertanian dan industri manufaktur. Dimana, dua sektor ini pertumbuhannya sampai saat ini belum optimal.

Pihaknya melihat peran pemerintah sangat penting untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan industri manufaktur. “Harus ada keberpihakan kebijakan dan anggaran yang lebih besar untuk membenahi infrastruktur pertanian sehingga irigasi semakin baik dan petani bisa bekerja lebih optimal. Selain itu agro industri harus juga dikembangkan secara serius.

Kebijakan industri yang kondusif, listrik yang memadai dan infrastruktur untuk distribusi yang baik juga sangat penting untuk mencegah gejala deindustrialisasi yang semakin terlihat”,pungkasnya. (naa/jpnn)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur Harus Berani Sodorkan Angka Jatah Saham Inalum

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler