Gagasan Moeldoko Soal Penguatan Regenerasi Petani di Asia Pasifik Dipuji FAO

Kamis, 22 Februari 2024 – 08:30 WIB
Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, menjadi pembicara pada Konferensi ke-37 FAO Asia Pasifik di Kolombo, Sri Lanka, Rabu (21/2). Foto: Humas

jpnn.com, JAKARTA - Gagasan Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, terkait penguatan regenerasi petani di Asia Pasifik diapresiasi Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO).

Apresiasi itu disampaikan Ketua Dewan FAO Hans Hoogeven, dalam Konferensi ke-37 FAO Asia Pasifik di Kolombo, Sri Lanka, Rabu (21/2).

BACA JUGA: Moeldoko: Insentif Mobil Hybrid Tidak Penting

Hoogeven menilai Indonesia menunjukkan langkah nyata dalam menjawab ancaman krisis pangan global melalui transformasi sektor pertanian.

“Jika anak muda tidak tertarik ke bidang pertanian, ini akan menjadi bencana. FAO akan menindaklanjuti dan menegosiasikan pemikiran pemerintah Indonesia, khususnya terkait regenerasi petani," tegas Hoogeven.

BACA JUGA: Indonesia Kembali Dipercaya Masuk Dewan FAO

Pada konferensi yang dihadiri 34 delegasi negara anggota FAO Asia Pasifik tersebut, Moeldoko memaparkan tiga prioritas transformasi pertanian dan pangan untuk menghadapi krisis pangan di Asia Pasifik.

Pertama, transformasi cara bertani. Moeldoko menekankan pentingnya mendorong pertanian yang lebih efisien dengan teknologi dan berkelanjutan. Kerja sama kawasan dalam pengembangan teknologi pertanian perlu diperkuat.

BACA JUGA: Moeldoko Harap Karo Agro Expo Gugah Generasi Muda Mau Jadi Petani

Kedua, transformasi produk pangan. Kawasan Asia Pasifik, yang kaya sumber daya hayati, harus membangun ketahanan pangan dengan diversifikasi.

Moeldoko mencontohkan Indonesia yang mengembangkan pangan non-beras seperti sagu dan sorgum.

Ketiga, transformasi aktor atau petani. Moeldoko menyoroti masalah regenerasi petani di kawasan dan dunia. Petani makin tua dan sulit menarik minat anak muda.

Untuk menjawab tantangan ini, Indonesia bekerja sama dengan FAO membangun program regenerasi petani.

Program ini meliputi pelatihan berjenjang dari hulu ke hilir, termasuk penggunaan teknologi smart farming dan cara berbisnis yang menguntungkan.

"Cara ini terbukti menarik minat anak muda ke sektor pertanian,” kata Moeldoko.

Indonesia, dengan bonus demografi dan 170 juta penduduk cakap digital, memiliki keunggulan untuk mencetak petani muda.

Selain itu, Indonesia juga memiliki lahan luas dengan 333 buah Sungai dan iklim tropis yang mendukung.

Dengan keunggulan ini, Moeldoko yakin Indonesia dapat menjadi pusat pelatihan regenerasi petani di Asia Pasifik.

“Kami ingin program regenerasi petani yang diinisiasi bersama FAO menjadi salah satu pusat pelatihan bagi petani muda di Asia Pasifik,” tuturnya. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler