jpnn.com - SIDOARJO - Suasana internal Persebaya Surabaya sedang bergolak. Mereka menyiapkan diri menjelang laga away melawan Persiram Raja Ampat (9/8) dengan kondisi belum digaji dua bulan. Situasi yang membuat emosi pemain mudah tersulut.
Itulah yang terjadi dalam latihan Persebaya di Lapangan Brigif-1 Marinir, Gedangan, Sidoarjo, kemarin (4/8).
BACA JUGA: Keylor Navas Resmi Milik Real Madrid
Tiga pemain Persebaya terlibat pertengkaran di lapangan. Mereka adalah Alfin Tuasalamony dan Manahati Lestusen yang bertengkar dengan Achmad Hisyam Tolle.
Alfin sempat beradu pukul dengan Tolle. Penyebabnya, Alfin tidak terima setelah dilanggar dengan keras oleh Tolle yang bermain membela tim berrompi yang dihuni pemain cadangan dan Persebaya U-21.
BACA JUGA: Arsenal Ikut Berburu Mats Hummels
Game internal antara tim utama dengan cadangan itu memang berjalan keras dan bertensi tinggi. Sayangnya, para pemain mudah tersulut emosinya dan terjadilah salah paham.
Pertengkaran antara Alfin dengan Tolle pun semakin melebar dengan terlibatnya Manahati. Sebagai sesama pemain asal Maluku, dia ikut emosi melihat sahabatnya bertengkar dengan Tolle.
BACA JUGA: Van Gaal Yakin Sukses di Tahun Pertama Bersama MU
Karena pertengkaran mereka, game sempat terhenti selama sepuluh menit. Beruntung pertengkaran tidak membesar dan melibatkan pemain lainnya.
Para pemain lain berupaya untuk menenangkan Alfin dan Manahati. Mereka juga sudah memisahkan Tolle agar menjauh dari Alfin dan Manahati.
Melihat pertengkaran antara pemain asuhannya, Rahmad Darmawan (RD) selaku pelatih Persebaya langsung sigap dengan mendamaikan mereka. Tentu saja dia tidak ingin persiapan away Persebaya rusak karena kondisi internal yang tidak kondusif.
Dia langsung mendamaikan ketiga pemain itu dan game kembali dilanjutkan. "Kejadian seperti ini bisa terjadi dan menjadi bumbu dalam tim. Memang ada sedikit kesalah pahaman, tetapi yang terpenting segalanya sudah terselesaikan," kata RD kepada Jawa Pos.
Mantan pelatih Sriwijaya FC itu tidak memungkiri bahwa suasana psikologis tim memang berpengaruh besar kepada terjadinya insiden seperti itu. Kebetulan, para pemain dan juga RD sendiri belum menerima gaji Juni dan Juli. Adapun gaji Mei, telah diselesaikan sebelum lebaran.
Gaji belum terbayar dan tuntutan besar dari manajemen untuk selalu meraih hasil positif jelas menjadi hal yang berat buat para pemain. Terlepas dari tekanan itu, RD mengaku pertengkaran dalam tim sudah jadi hal biasa.
"Saya juga sering mengalami kejadian seperti ini. Dulu di SFC dan Arema musim lalu juga pernah pemain saya terlibat konflik. Toh, itu saya anggap sebagai bagian dari friksi yang biasa terjadi dalam suatu keluarga," tegasnya.
Adapun latihan, RD menilai berjalan cukup baik. Para pemain punya semangat juang yang bagus. "Karena ini juga game internal antara tim utama dan cadangan, jelas pemain juga ingin menunjukkan potensinya. Ada motivasi besar terlihat di situ, ini baik bagi tim, tetapi saya juga tidak membenarkan tindakan kasar tersebut," lanjutnya. (nap/ham)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Osvaldo-Medel Segera Tes Medis di Inter Milan
Redaktur : Tim Redaksi