Gaji Besar di Perusahaan Asing, Lebih Puas Kerja di BUMN

Selasa, 06 Mei 2014 – 08:54 WIB
Pabrik Inalum di Kuala Tanjung Kabupaten Batubara. Foto: TRIADI WIOWO/SUMUT POS/JPNN

jpnn.com - SENDIRIAN, tanpa ajudan. Kesan pertama saat bertemu alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) ini, dia adalah sosok yang low profile.

"Mau minum apa? Makan apa? Saya tadi sudah makan," ujar Mawardi yang menunggu wartawan JPNN di sebuah hotel kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (2/5) sore.

BACA JUGA: Sarankan Demokrat Bentuk Poros Baru, Capresnya Dahlan

Semula, pertemuan untuk wawancara dijadwalkan di kantor pusat Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Karena mendadak ada agenda rapat dengan Otorita Asahan di hotel tersebut, pria asal Boyolali, Jateng, itu pun mengalihkan lokasi wawancara di lobi hotel itu.

Berbaju batik, pria yang sejak 7 April 2014 menduduki jabatan sebagai Dirut Inalum itu, mengalirkan kalimat-kalimat meyakinkan tentang masa depan Inalum. Intonasi kalimatnya datar, tenang, tapi cukup menggambarkan kemampuan dan pengalamannya mengurusi perusahaan besar.

BACA JUGA: PNS Tolak Pasal Pengunduran Diri ke MK

"Saya lulus ITB, wisudanya pas hari ulang tahun saya. Satu minggu setelah diwisuda, saya langsung kerja di sebuah perusahaan tambang di Kalimantan Timur, sebuah perusahaan asing," ujar pria kelahiran 22 Oktober 1964 itu.

Kerja untuk perusahaan asing, mengusik nasionalismenya. Setelah kerja dua tahun 10 bulan di perusahaan asing itu, ayah dua anak itu pun hengkang. Lantas, dia memilih berkarir di PT Antam (Persero) Tbk, sebuah perusahaan plat merah.

BACA JUGA: TKW Karawang Disetrika dan Disiksa di Saudi

"Tingkat kepuasan kerja berbeda. Di perusahaan asing, saya digaji besar, tapi kerja untuk negara asing. Kalau di BUMN, saya kerja untuk negara. Rasanya jelas beda," ujar peraih Satya Lencana Wira Karya dari Presiden RI pada 2007 itu.

Jumat sore itu, Jakarta usai diguyur hujan. Kemacetan parah yang rutin di setiap jam pulang kerja di kawasan ibukota, sudah terlihat jelas dari lobi hotel. Jalan HR Rasuna Said Jakarta Selatan, macet banget.

"Tapi saya harus kembali ke kantor," ujar mantan Direktur Operasi PT Antam (Persero) Tbk itu.

Wilardi berjalan mengarah ke pintu keluar hotel. Tangannya disodorkan lagi, berjabat tangan kedua kali.

Dia masih sendirian. Tak ada ajudan yang membawakan berkas bahan rapatnya, atau sekedar membawakan ponselnya, sebagaimana para bos-bos di negeri ini. Jadi ingat gaya Dahlan Iskan....(sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BPS: Tren Pengangguran Terbuka Menurun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler