SIDOARJO - Penggawa Deltras Sidoarjo harus menerima dua nasib pahit di akhir kompetisi Indonesia Super League (ISL). Ya, selain harus terdegradasi ke Divisi Utama musim depan, sampai saat ini tim penggawa The Lobster"julukan Deltras"tidak bisa menghabisi waktu libur dengan tenang.
Mau bagaimana lagi, sudah memasuki bulan ke enam, Budi Sudarsono dan kawan-kawan belum juga menerima haknya. "Saya belum bisa kembali ke negara saya (Pantai Gading, Red), selama gaji saya belum di bayar," ujar Lancine Kone, kepada Jawa Pos, kemarin (12/7).
Menurut dia, tidak hanya masalah gaji, manajemen juga masih menunggak bonus kemenangan mereka sebesar Rp 155 juta. Itu adalah total bonus dalam dua kemenangan terakhir saat melawan Persija Jakarta dan PSPS Pekanbaru.
Setiap kali menang, pemain Deltras memang digelontorkan bonus sebesar Rp 100 juta. Tapi, setelah menang atas Persija, para pemain baru diberikan bonus sebesar Rp 45 Juta. Sisanya entah kapan dibayar.
Selain Kone, Achmad Maulana mengakui hal yang sama. Tapi, untuk meminimalisir pengeluaran, pemain asal Medan itu memilih untuk mudik. "Besok (hari ini, Red) saya pulang ke Medan. Tapi, kata manajemen, kalau uangnya sudah cair, uangnya langsung ditransfer ke rekening," ujar pemain bertubuh jangkung itu.
Sayang, manajemen Deltras masih memilih bungkam terkait masalah hak pemain tersebut. Manajer Deltras Yudha Pratama tidak bereaksi apa-apa saat dihubungi oleh Jawa Pos.
Sementara itu, pemain dan pelatih hanya menggantungkan nasibnya kepada manajemen Deltras. Tak terkecuali Blitz Tarigan, sang pelatih yang gagal membawa Deltras bertahan di Indonesia Super League (ISL) musim depan itu, menyerahkan nasib sepenuhnya kepada manajemen.
"Saya serahkan semuanya kepada manajemen, mereka yang pantas menilai pribadi saya selama melatih tim ini," kata pelatih asal Medan itu. Blitz menukangi tim tersebut sejak awal paruh musim ISL. (dik)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibra Setuju Bergabung PSG
Redaktur : Tim Redaksi