jpnn.com - BATAM - Semua galangan kapal di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), tutup dua hari mulai hari ini (31/10) hingga Jumat (1/11). Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepri Cahya mengatakan, pengusaha memilih tutup untuk mengantisipasi kericuhan saat mogok nasional anggota Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).
"Perhimpunan galangan kapal sudah mengatakan kepada saya bahwa mereka akan tutup selama dua hari. Sebab, jika terjadi hal yang tidak diinginkan, situasinya akan lebih parah," ujar Cahya.
BACA JUGA: Musim Nikah, Stok Buku Nikah Menipis
Meski begitu, Apindo meminta tidak semua galangan kapal tutup. Sebab, masih banyak galangan kapal yang tidak memiliki serikat buruh FSPMI. Cahya juga berharap para buruh tidak melakukan sweeping atau mengganggu pekerja lain yang hendak bekerja. "Kalau ada yang mau bekerja, jangan dilarang," tuturnya.
Novi Hasni, sekretaris Batam Shipyard Offshore Association (BSOA), menyampaikan hal senada. Menurut dia, galangan kapal tutup untuk mengantisipasi terjadinya kericuhan. "Ini demi keamanan pekerja lain dan pengamanan aset," katanya.
BACA JUGA: Sumur Menyembur, Radius 100 Meter Steril
Menurut Novi, tutupnya galangan kapal di Batam itu bisa memengaruhi investasi di Batam. "Kerugian materiilnya saya kurang tahu. Tapi, ini masalah reputasi Batam," tuturnya.
Ketua Kadin Batam Ahmad Ma'ruf Maulana juga menyayangkan aksi tersebut. Dia berharap FSPMI selama beraksi mogok nasional tidak mengganggu ketenangan dan aktivitas buruh lain yang tetap bekerja. "Kalau menghitung kerugian materiil sulit. Tapi, dampaknya memang luar biasa. Imbasnya ke investasi. Isu ini sudah menjadi perhatian dunia," tegasnya. (ian/c9/soe)
BACA JUGA: Sembilan SKPD Pakpak Bharat Sabet ISO 9001
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prostitusi Diberangus, PSK Curhat ke DPRD
Redaktur : Tim Redaksi