jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Kebudayaan (Kemendikbud Ristek) Hilmar Farid mengatakan Galanggang Arang menjadi muara dari berbagai rangkaian kegiatan yang telah disusun dan dilaksanakan.
Galanggang Arang adalah inisiatif kolaboratif antara Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan (Dit PPK), Direktorat Jenderal Kebudayaan, dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota Sumatera bersama komunitas seni budaya, tokoh adat ninik-mamak dan masyarakat.
BACA JUGA: Ninik Mamak Minangkabau Mendukung Penuh Pergelaran Galanggang Arang
Adapun kegiatan aktivasi dan penguatan ekosistem Warisan Tambang Batu Bara Ombilin-Sawahlunto (WTBOS) beserta jalur kereta apinya di Sumatera Barat 2023 telah selesai dengan digelarnya rangkaian acara penutupan pada, 14 Desember 2023 di Kota Solok.
"WTBOS dapat menjadi salah satu sumber inspirasi bagi partisipasi masyarakat, pemerintah pusat dan daerah, dan komunitas untuk ikut terlibat dalam menjaga warisan dunia ini," katanya.
BACA JUGA: Galanggang Arang: Membangkitkan Nilai Universal di Warisan Tambang Batu Bara Ombilin
Menurut Hilmar, sembari menjaga warisan dunia WTBOS, seluruh masyarakat Indonesia dapat memanfaatkannya untuk kepentingan masa kini, baik secara ekonomi budaya, pendidikan, sosial budaya, dan peningkatan kualitas hidup.
Meski pun eksplorasi batu bara di Sawahlunto 2023 telah berhenti, tetapi WTBOS dapat mengaktivasi dan memberikan manfaat kembali dengan cara yang kreatif secara berkelanjutan.
"Menggali batu bara ada habisnya, menggali kebudayaan akan memperkaya,” tegasnya.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah menilai bahwa kegiatan Galanggang Arang mengambil peran penting, tidak hanya dalam rumusan dan tawaran bentuk pengelolaan, namun juga contoh praktik baik dalam aksi nyata.
Menurutnya, partisipasi masyarakat, ninik mamak, alim ulama, bundo kanduang, turut memperlancar kegiatan, terutama di lokasi-lokasi pelaksanaan kegiatan di delapan kabupaten/kota, yakni Padang, Padang Panjang, Sijunjung, Tanah Datar, Padang Pariaman, Kabupaten Solok, Sawahlunto, dan Kota Solok.
"Demikian juga dengan anak nagari, komunitas seni dan budaya, narasumber, telah menjadi bagian penting dalam pelaksanaan Galanggang Arang," katanya.
Bersamaan dengan ini, Mahyeldi juga meminta agar komitmen-komitmen, rumusan, dan program yang dihasilkan dalam kegiatan Galanggang Arang ini segera dapat diwujudkan dalam bentuk yang konkret, terutama badan pengelola yang dapat memaksimalkan pengelolaan WTBOS.
"Galanggang Arang juga menjadi sebuah ruang silaturahmi, yang mempertemukan masyarakat dan pemangku kepentingan untuk hadir bersama, membicarakan WTBOS dan rencana-rencana pengelolaannya pada masa yang akan datang," tandasnya.
Rangkaian Kegiatan Galanggang Arang Setelah lebih dari empat tahun ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO, situs tambang Ombilin Sawahlunto mulai mendapatkan perhatian yang intensif dari publik.
Kegiatan aktivasi dan penguatan ekosistem WTBOS ternyata dapat mengungkap berbagai potensi kekayaan yang tersimpan. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul