Galeri Nasional Australia (NGA) sekarang sedang menyelidiki sejarah kepemilikan 54 koleksi seni yang dimiliknya, sebagai bagian dari usaha mengetahui dengan pasti, karena baru-baru ini sebuah patung dikembalikan ke India karena barang curian.
Bulan September lalu, sebuah patung bernama Dancing Shiva, sebuah patung perunggu berusia 900 tahun dikembalikan ke India karena ditemukan bahwa patung tersebut dicuri dari sebuah kuil.
BACA JUGA: Salah Satu Ikan Paling Invasif di Dunia Ditemukan di New South Wales
NGA membeli patung ini seharga $ 5 juta (sekitar Rp 50 miliar) dari seorang pedagang seni New York Subash Kapoor, yang sekarang menghadapi tuduhan di India soal apa yang dilakukannya.
Perdana Menteri Tony Abbott mengembalikan patung itu kepada Perdana Menteri india Narendra Modi, bersama dengan sebuah patung lainnya.
BACA JUGA: Australia Usulkan Negara Lain Tidak Boleh Gunakan Nama Barramundi
Direktur NGA yang baru, Gerard Vaughan mengatakan asal usul sebuah karya seni akan menjadi prioritasnya selama menjabat.
BACA JUGA: Australia Didesak Selesaikan Perjanjian Perdagangan Bebas dengan Indonesia
Hari Jumat (19/12/2014) mengatakan bahwa NGA akan merinci 54 karya seni yang dimiliknya di internet, untuk mengetahui dengan jelas asal usulnya.
"Ini tidak berarti bahwa semua koleksi itu bermasalah, namun mungkin saja ada masalah di beberapa diantaranya." kata Vaughan.
"Sampai saat ini, hanya ada satu orang yang bekerja penuh waktu untuk mengecek, namun di akhir Januari akan ada tiga orang yang bekerja penuh waktu." kata Vaughan lagi.
Namun menurut Dr Vaughan, sampai saat ini tidak ada yang menuntut kepemilikan 54 karya seni tersebut.
"Banyak karya seni Asia di seluruh dunia sering disebut sebagai "karya yatim piatu" karena kita mungkin tidak akan mengetahui dari mana asalnya."
"Kami akan merinci semua informasi yang kami punyai di situs, dan mengatakan "bila ada yang bisa memberikan informasi atau membantu kami, atau memiliki foto mengenai ini, silahkan kirimkan kepada kami."
"Situs ini juga akan tersedia bagi pihak berwenang di negara lain untuk melihat dan membuat penilaian." tambah Dr Vaughan.
Dr Vaughan mengatakan bahwa proses mendapatkan koleksi seni ini berubah dari masa ke masa.
"Ketika koleksi ini kami dapatkan 10-30 tahun lalu, kebijakannya ketika itu adalah bila ada penjual seni yang sudah dipercayai menjual, maka akan dibeli."
"Namun sekarang prosesnya berbeda. Kami sekarang harus mengecek seluruh proses sejarah kepemilkan."
Dr Vaughan mengatakan sekarang pemerintah Federal menerbitkan petunjuk bagaimana mendapatkan koleksi seni sehingga tidak akan lagi kasus seperti Dancing Shiva.
"Ini memang terjadi di masa lalu. Sekarang peraturannya lebih jelas, jadi ini tidak akan terjadi lagi."
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Sukses Bisnis Pengelolaan Sampah Milik Warga Pengungsi di Australia