jpnn.com - SEHARUSNYA Komeng jadi ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Anda sudah tahu: Komeng adalah peraih suara terbanyak se-Indonesia: 5.399.699.
Saya pun menghubungi Komeng. Yakni saat saya dalam perjalanan dari Jieyang ke Shantou kemarin.
BACA JUGA: Ayam Hainan
Siapkah Komeng menjadi ketua senator Indonesia?
"Ndak, Pak," jawabnya. "Blom ngerti," tambahnya.
BACA JUGA: Said Abdullah
"Saya jadi anggota biasa saja," katanya.
Dia pun menambahkan emoji dua mulut terbuka lebar di jawaban WA-nya.
BACA JUGA: Kaya Kepepet
Di DPD RI periode yang sekarang, ketuanya adalah LaNyalla Mattalitti. Dia arek Suroboyo keturunan Makassar. Pengusaha. Ketua Pemuda Pancasila. Tokoh sepak bola. Pengamal puasa Senin Kamis. Pencinta keris.
Lima tahun lalu Nyalla mendapat suara terbanyak: 2.267.058. Kini Nyalla tergeser ke urutan tiga atau empat nasional.
Di Dapil Jatim sendiri Nyalla bikin orang terkaget: tergeser oleh tokoh NU dari Madura: Ahmad Nawardi. Selisihnya sedikit sekali. Faktor suara di Madura jadi penentunya.
Dibanding lima tahun lalu, perolehan suara Nyalla sebenarnya naik drastis: jadi 3.132.076. Akan tetapi Nawardi mendapatkan suara sedikit lebih banyak: 3.281.105.
Nawardi adalah incumbent. Ini periode keempat jadi anggota DPD. Dia pernah lama jadi wartawan TEMPO di Jatim. Pernah juga jadi anggota DPRD Jatim mewakili PKB.
Sampai perhitungan tanggal 5 Maret, suara Nawardi masih 300.000 di bawah Agus Rahardjo. Mantan ketua KPK itu seperti hampir pasti terpilih. Tiba-tiba suara Nawardi naik 1,8 juta. Agus pun terpental dari empat besar.
Agus, orang Magetan yang sebelum pemilu populer karena merasa pernah ditekan Presiden Jokowi itu gagal masuk DPD. Dia masih harus lebih banyak mendampingi istrinya yang lagi sakit ginjal.
Dengan sikap Komeng yang rendah hati itu maka ternyata tidak semua laki-laki ambisius. Pun peraih suara terbanyak untuk DPR, Said Abdullah tidak mau menjadi ketua DPR. Dan kini komeng tidak mau jadi ketua DPD.
Sebenarnya Komeng cukup cerdas. Lihatlah: dia terpikir untuk ke pengadilan berganti nama. Lebih tepatnya: menambahkan nama komersialnya ke belakang nama aslinya.
Jadilah Alfiansyah Komeng nama resmi tokoh pelawak asal Bogor itu. Kalau tidak cerdas bagaimana bisa terpikir ganti nama.
Komeng sadar Alfiansyah bukanlah nama yang laku. Bahkan tidak ada yang tahu kalau itu adalah Komeng.
Dalam bahasa Sunda, komeng berarti buah yang tidak normal. Kelapa kopyor misalnya disebut kelapa komeng. Durian yang bijinya lebih banyak dari dagingnya disebut durian komeng.
Akan tetapi komeng telah membuat Alfiansyah menjadi politisi dengan perolehan suara terbanyak se-Indonesia.
Cerdas Komeng yang lainnya ialah: dia pajang foto ''Komeng'' di surat suara. Bukan foto Alfiansyah. Dia berani beda. Berani apa adanya.
Saya pernah punya teman: pengasuh acara JTV. Populer sekali. Lalu jadi caleg dari PAN.
Nama di kartu suara nama aslinya. Beda sekali dengan nama populernya. Dia gagal terpilih. Padahal suaminya pun sangat terkenal: Djoko Susilo, wartawan Jawa Pos yang luar biasa.
Dengan kecerdasannya itu Komeng pasti bisa belajar cepat. Apalagi dia sarjana ekonomi. Tetapi sikapnya yang tidak ambisius itu justru akan menaikkan derajatnya.
Komeng pasti akan jadi rebutan partai mana pun. Empat tahun lagi. Itu kalau Komeng tidak terpeleset lidah seperti penyanyi Krisdayanti yang kini tidak terpilih lagi sebagai anggota DPR dari Malang.
Krisdayanti berjasa sebagai pengingat para artis lainnya yang terjun ke politik: jaga mulut dan jaga mutu.(***)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Air Amran
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi